Ampenan News, Giri Menang – Wacana membuka jalur pendakian ke Gunung Rinjani melalui Desa Sesaot (Lombok Barat) mulai terkuak. Setelah beberapa waktu lalu, sejumlah media cetak maupun media sosial (medsos) memberitakan hal yang sama. Beralasan, dibanding melalui jalur Torean, Sembalun maupun yang lain, jalur Sesaot memiliki beberpa fakta unik yang disuguhkan.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Sesaot Azudin Nur, menyampaikan beberapa fakta unik yang disuguhkan jika tracking ke Gunung Rinjani. Menurut Jabot sapaan akrab Azudin Nur, fakta unit diantaranya merupakan jalur terlandai, termasuk jalur suci dengan limpahan sumber mata air.
“Dikatakan jalur suci, karena teman-teman Hindu mengambil air di salah satu mata air untuk kebutuhan bersuci,” sebut Jabot saat mempresentasikan rencana pembukaan jalur Sesaot-Rinjani di Ruang Rapat Jayengrane Kantor Bupati di Giri Menang-Gerung, Kamis (9/1/2020).
Dihadapan Bupati Lombok Barat, Kepala Bappeda, Sekda, Perwakilan Dinas Kehutanan NTB, Pengaman Hutan KPH Rinjani Barat, Camat Narmada, Kepala Desa Ssaot, Pakuan dan Buwun Sejati serta sejumlah perwakilan kepala OPD terkait, Jabot secara panjang lebar menyebut fakta unik lainnya.
Selain jalur terlandai dan suguhan panorama serta jalur suci, tatapi juga ada fakta lain seperti jalur terdekat dengan pusat kota. Memiliki habitat satwa endmik pulau Lombok seperti, Celepuk Rinjani, Paradok Saurus Rinjanikus (Musang Rinjani), Sapi hutan, pohon purba, pohon cemara endemik rinjani (Mayang mekar). Tidak sekdar itu, ada fakta unik lain seperti menyimpan sejarah suku Sasak dan situs bangunan purba di dalam kawasan hutan.
“Mungkin yang paling disukai pendaki dan wisatawan adalah satu-satunya jalur pendakian dengn ruas jalan terlebar,” sebut Jabot.
Daya tarik pendukung sepanjang jalur kata Jabot, ada dua air terjun, Gua alam, situs bangunan bersejarah, puluhan hektar tanaman khas pegunungan yang menyerupai Sakura Jepang.
Potensi inilah yang diharapkan Jabot, agar semua pihak mendukung rencana untuk membuka jalur menuju Rinjani melalui Sesaot.
“Jika ini teralisasi, tidak menutup kemungkinan, warga kita yang hobi menebang kayu (illegal loging), bisa beralih profesi menjadi porter, pemandu wiata, atau pawing,” pinta Jabot.
Di tempat yang sama, Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid memberi angin segar untuk jalur Sesaot-Rinjani ini. Namun pihaknya masih perlu mengkaji lebih dalam. Kata bupati, sisi negatif terutama keselamatan dan keamanan wisatawan sangat perlu dijuga.
Terkait pembukaan jalur yang melibatkan tiga desa (Sesaot, Buwun Sejati dan Pakuan), kata bupati, sebagai bahan persiapan, sudah mendapat laporan dari Kepala Bappeda Lombok Barat H. Rusditah. Dari laporan terebut, bupati langsung berkomunikasi dengan Kadis Kehutanan Provinsi NTB, sekaligus penanggung jawab Geo Park.
“Baliau langsung antusias, justru saya disuruh memilih Sesaot atau Kumbi, tapi saya langsung jawab dua-duanya,” kata bupati yang lebih memilih jalur Lombok Barat-Rinjani daripada jalur Sesaot. Beralasan, karena tidak ingin ada kecemburuan dari pihak desa Buwun Sejati dan Pakuan.
Dari komunikasi itu, pihak Dinas Kehutanan perlu ada persiapan. Namun persiapan tersebut tidak dirinci bupati. Namun dalam waktu dekat pihak Dinas Kehutanan NTB yang mempasilitasi pertemuan sebagai tindak lanjutnya.