AmpenanNews. Bank Indonesia Perwakilan NTB, Rabu (11/12/2019) menggelar pertemuan tahunan bertempat di Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB. Kegiatan yang mengusung tema “Sinergi, Transformasi, Inovasi Menuju indonesia maju” itu diisi dengan berbagai kegiatan, diantaranya Fashion Show dan juga Bazaar.
Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah didampingi para Asisten Setda NTB dan sejumlah Kepala OPD turut mengikuti kegiatan tersebut.
Dalam kesempatan itu, Wakil Gubernur yang akrab disapa Umi Rohmi mengapresiasi kegiatan dan program yang telah dilakukan Bank Indonesia perwakilan NTB. Ia mengajak seluruh instansi dan lembaga terkait berjuang bersama-sama dalam membangun perekonomian di NTB.
“Kita semua sangat optimis dengan masa depan kita,” ucap Umi Rohmi.
Integrated Eco Farming dan Integrated Tourism yang sebelumnya dipaparkan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB juga disambut positif oleh Umi Rohmi. Ia kemudian meminta semua masyarakat agar ikut berpartisipasi dalam program tersebut.
“Integrated Eco Farming itu adalah salah satu solusi terbaik begitu juga dengan integrated tourism,” tegasnya.
Selanjutnya, Umi Rohmi berpesan untuk selalu menjaga dan melestarikan lingkungan. Segala permasalahan diimbau agar dapat segera ditangani serta diidentifikasi pula penyebabnya.
“Ini semua berbicara agar kita semua bisa menangani semua permasalahan kita itu dari hulu,” tutur Umi Rohmi.
Semua program diharapkan bisa berorientasi dengan desa. Umi Rohmi percaya, dengan sinergi, transformasi, inovasi, serta leadership yang baik segala target pembangunan bisa dicapai.
“Harapan kami, ini bisa kita implementasikan di 995 desa di NTB dan juga kelurahannya,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat, Achris Sarwani, memaparkan kondisi dan prospek ekonomi provinsi NTB tahun 2020. Achris menyampaikan adanya peningkatan perekonomian di NTB pascagempa yang melanda beberapa waktu lalu.
“Menunjukan komitmen kita untuk bersinergi dan memperjuangkan tujuan bersama, yaitu sebuah perekonomian yang semakin kuat, mandiri dan mensejahterakan,” kata Achris.
Achris mengungkapkan bahwa pada tahun 2019 keadaan perekonomian global sedikit menurun. Hal ini dipicu oleh meluasnya perang dagang antara Amerika dan Tiongkok dan juga diikuti oleh beberapa negara lainnya. Alhasil, sejumlah negara termasuk Indonesia juga terkena dampak dari kejadian tersebut.
“Di tengah kondisi perekonomian global yang terus menurun tersebut, kami masih melihat ada peluang untuk bisa meningkatkan ekonomi domestik,” ungkapnya.
Peluang itu diantaranya dari permintaan global terkait kendaraan listrik yang terus meningkat. Ditengah kondisi ekonomi global yang lemah, ia bersyukur kinerja dan prospek ekonomi nasional masih cukup baik. Achris menerangkan bahwa perekonomian Indonesia di tahun 2019 diperkiraan akan tumbuh sekitar 5,1 persen dan akan meningkat ditahun 2020 dalam kisaran 5,1 sampai dengan 5,5 persen.
“Momentum pertumbuhan Indonesia yang masih dapat tumbuh kuat ditengah kondisi global yang melemah, perlu didukung dengan kebijakan akomodatif agar semakin mendorong pertumbuhan ekonomi kita,” sambung Achris.
Untuk perekonomian di NTB sendiri, Achris yakin bahwa pada tahun 2020 perekonomian di NTB akan meningkat.
“Kami optimis di 2020, ekonomi NTB dalam kisaran 5,4 sampai 5,8 persen dan apabila dengan non tambang 5,6 sampai dengan 6,0 ,” lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut, Achris juga mengusulkan dua strategi yang diharapkan dapat mempercepat dan mendorong peningkatan perekonomian NTB.
Pertama, Integrated Eco Farming. Dimana kegiatan pertanian dan perternakan dilakukan secara terintegrasi, limbah peternakan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk bagi pertanian. Begitu pula dengan limbah pertanian digunakan sebagai pakan ternak.
Kedua, Integrated Tourism. Dengan munculnya industri pariwisata akan memunculkan potensi ekonomi, diantaranya meningkatkan pendapatan PAD daerah, mendorong peningkatan permintaan konsumsi, mendorong industri IKM dan menciptakan peluang kerja. Anr.