Oleh : Datok Irwan Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) NTB.
Diawal kedatangan Zulkieflimansyah (Zul) ke NTB setelah menetap lama tinggal dan diam di Banten, bahkan sejak masih satu bagian di dlm Provinsi Jawa Barat dulu sekali. Bahkan nama Zul tak pernah terdengar ataupun disebut dan dibicarakan oleh masyarakat NTB ketika itu, karna memang tidak ada yang kenal dan mengetahuinya.
Tidak ada angin tidak ada hujan kemudian Zul tiba-tiba muncul dan namanya di framing begitu luar biasanya, disebut hebat ibarat putri molek cantik bahkan tanpa cacat. Zul dibicarakan dimana-mana sebagai satria piningit dengan jubahnya yang agung ingin datang merubah nasib NTB untuk lebih baik dan lebih maju. Zul bahkan di blowup menjulang tinggi sebagai pemimpin cerdas intelektual dan berkualitas bahkan Zul diumpamakan malaikat yang suci tanpa dosa. Begitulah ketika itu media santer memberitakannya.
Begitulah di tahun 2018 ketika itu masyarakat Lombok – Sasak bahkan NTB secara keseluruhan terpedaya, tertipu atas persepsi yang diframing hebat itu. Dan kemudian masyarakat Sasak – Lombok juga NTB umumnya memilihnya menjadi gubernur NTB untuk menjadi pemimpin bagi warga masyarakat NTB. Tapi kemudian apa lacur, malang dan sial menimpa warga masyarakat Sasak-Lombok khususnya dan NTB secara menyeluruh, karna nampak jelas bahwa sosok figur Zulkieflimansyah tidak apa yang digambarkan dan diframing semua terbalik hampir 180 derajat.
Bahwa terbukti Zul tidak mampu mengangkat kemajuan dan meningkatkan pembangunan di NTB. Bahwa nampak jelas Zul tidak mampu mempertahankan indeks prestasi pembangunan dibeberapa capaian yang telah diraih dan diperbuat TGB. Bahkan ketika Zul memimpin NTB, kondisi ekonomi dan kesejahteraan NTB semakin memburuk dalam catatan indeks pembangunan secara nasional jauh melorot berada dibawah dibandingkan beberapa daerah.di Indonesia. Kesejahteraan NTB ketika Zul memimpin adalah catatan terburam dalam catatan indeks kemajuan dan kesejahteraan di NTB. Kalaupun kemudian Zul berkilah lantaran soal covid-19 mendera NTB ketika itu, tapi toh seluruh Indonesia juga tertimpa nasib yang sama, tapi kenapa daerah lain di Indonesia bisa lebih survive, lebih maju dan lebih berkembang. Sementara NTB terus merosot dan tertinggal bahkan tidak berdaya menghadapi efek covid 19 terhadap perekonomian dan kesejahteraan publik NTB.
Ini artinya adalah ada salah urus terhadap NTB, mismanagement yang dilakukan Zul di NTB, lebih jelasnya bahwa Zul tidak becus, tidak mampu bahkan tidak mengerti mengurus Daerah seperti NTB.
Kemudian menjadi pertanyaan publik NTB, mana buktinya yang katanya Zul itu hebat dan cerdas, mana faktanya yang katanya Zul intelektual dan berkualitas.
Sebagai pengecoh yang lihai dan licin tak jarang bahkan secara terang-terangan dan terbuka mengelabui warga Sasak-Lombok dan NTB. Ini terdengar jelas dalam perbicangan Zul kira-kira mengatakan “bahwa saya hanya sekali saja atau satu periode menjabat sebagai Gubernur NTB ….” di salah satu podcast.
Tapi sudahlah anak kecil diujung jembatan saja tau bahwa Zul tidak sebagai Ulil Amri, Zul hanya ingin menjadi penguasa mengejar jabatan bukan dengan tulus dan ikhlas untuk mengurus kepentingan umat untuk kesejahteraan warga masyarakat NTB, tapi hanya untuk memenuhi sahwatnya semata.