Jika ada yang menganggap Kota Mataram sebagai kota yg intoleran berarti oknom tersebut belum begitu mendalam memahami sejarah kota Mataram .
Karena dari bertahun tahun bahkan berabad abad semua suku bangsa dan agama di Nusantara dengan aman nyaman dan harmonis berada di Kota Mataram, bahkan di abadikan menjadi nama kampung, nama lingkungan, nama kelurahan bahkan sebagai nama kecamatan.
Seperi kelurahan Banjar, Kampung Melayu , Kampung Bugis, Kampung Jawa, Kelurahan Taliwang , juga kecamatan sekarang, bahkan nama nama kerajaan besar di Nusantara di jadikan sebagai nama nama jalan juga di kota Mataram, seperti jalan Majapahit, jalan Sriwijaya, jalan Brawijaya, jalan Udayana dll.
Nah ini adalah sebagai bukti bahwa kota Mataram sangat sangat toleran terhadap semua suku bangsa dan agama hidup berkembang bermasyarakat dinmita Mataram, bisa di lihat juga semua agama di Nusantara ada di Kota Mataram tidak seperti di daerah lain seperti , agama Islam , Hindu, Budha , Kristen, katolik, Konghucu .
Ada semua di Kota Mataram dan selalu hidup damai berdampingan, jadi jika ada yg berpendapat terkait kota Mataram sebagai kota yg intoleran perlu lebih banyak mempelajari sejarah terkait dgn keharmonisan di kota Mataram ,
Tahun kemarin di penghujung tahun kota Mataram telah membuktikan juga sebagai tuan rumah sangkep belel MAS , tgl 17 – 18 Desember pada saat itu bapak wali kota Mataram mendapatkan penghargaan dari sesepuh MAS karena dedikasi nya telah menjaga dan merawat ke harmonisan bermasyarakat di tengah tengah heterogen nya masyarakat kota mataram.
Sehingga sampai tertuang dalam snagkep belek tersebut mutu SASAK INKLUSIF, MERIRI BALE LANGGAK GUBUQ GEMPENG GUMI PAER DESE DARAT, jadi penting sebelum berstatment harus belajar banyak tentang sejarah dan budaya Kota Mataram.
Abdul Majid
Ketua 3 DPW BKPRMI NTB sekaligus koordinator DEVISI ORGANISASI DAN KELEMBAGAAN MAS sekaligus SEBAGAI BIRO OKK PHW AMAN NTB