AmpenanNews. Perkumpulan Organisasi Perusahaan Alat-Alat Kesehatan dan Laboratorium, GAKESLAB Indonesia mendorong distributor alat kesehatan (alkes) untuk mewujudkan kemandirian alkes dalam negeri. Itu sejalan dengan permintaan Presiden Joko Widodo yang meminta mengurangi ketergantungan alkes impor.
Melalui Sekretaris Jenderal GAKESLAB Indonesia, dr. Randy H. Teguh, mengatakan sejak pandemi covid-19 Indonesia krisis alat kesehatan. Baik APD, oksigen hingga masker sangat bergantung pada impor. Hanya 10 persen produk alkes dalam negeri saat itu. Sisanya adalah produk impor.
“Sejak pandemi kita tersadarkan untuk alat kesehatan kita belum mandiri. Kita tergantung pada impor. Jadi data yang ada produk alat impor sekitar 90 persen, hanya 10 persen produksi dalam negeri,” katanya usai mengukuhkan Pengurus GAKESLAB NTB di Mataram belum lama ini.
Masa pandemi tahun lalu katanya dapat diambil hikmah agar Indonesia tidak lagi bergantung pada alkes impor. Itu dengan memperkuat produsen alkes dalam negeri. Kini produsen alkes dalam negeri naik menjadi 38 persen dibandingkan sebelum pandami.
“Ada berkasnya juga Covid bahwa pemerintah sadar kondisi itu. Saat ini data kesehatan produk alkes dalam negeri naik jadi 38 persen, tapi harus dikejar. Kita kurang masker, APD, oksigen dan selalu tergantung pada impor,” ujarnya.
Untuk mendukung distribusi alkes dalam negeri sangat dibutuhkan peran distributor alkes di setiap daerah, terlebih lagi kondisi geografis Indonesia kepulauan sehingga peran distributor sangat strategis.
“Penting bahwa produk alkes dalam negeri diperlukan sarana distributor. Oleh karena itu distributor alkes di NTB punya peran penting untuk mencapai kemandirian alkes tersebut. Jangan sampai sudah bisa dibuat di pabrik dalam negeri tapi tidak bisa sampai ke NTB karena tidak ada peran distributor,” katanya.
Sehingga masalah yang timbul saat ini masih ada produsen alkes yang langsung menyalurkan alkes ke sarana kesehatan, padahal dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan telah jelas mengatur pembagian peran antara produsen dan distributor alkes.
“Peranan produsen hanya sebatas produksi dan ada peranan distributor untuk distribusi,” ujarnya.
Begitu juga dalam tatakelola pada Permenkes Nomor 20 tahun 2017 ada peranan produsen dengan sistem kualitas mutu CPAKB (cara pembuatan alat kesehatan yang baik), ada juga peranan distributor sesuai CDAKB (cara distribusi alat kesehatan yang baik).
“Jadi harusnya ada peran distributor. Memang ada produsen memiliki distributor sendiri tetapi artinya tetap melakukan sarana distribusi,” katanya.
Pada saat kini kata dr. Randy, menurut data Kemenkes bahwa produsen alkes bertumbuh dari sebelum covid 150 menjadi 800 saat ini. “Jika satu produsen butuh 40 distributor harus 800×40 berarti ada 32 ribu distributor, sedangkan izin distributor di Kemenkes hanya 4 ribu, berarti masih kurang, yang artinya dibutuhkan distributor,” ujarnya.
Dalam kondisi kurangnya produsen alkes dalam negeri membuat banyak distributor yang berbondong-bondong mengubah diri menjadi produsen alkes, sayangnya kata Randy, gerakan tersebut terganggu dengan adanya pihak yang tidak ingin ada pesaing dengan melakukan framing bahwa distributor alkes menjadi penyebab mahalnya alkes, sehingga distributor harus dihilangkan dan alkes dikirim langsung oleh produsen ke sarana kesehatan tujuan.
“Sekali lagi peran distributor dan produsen berbeda. Negara China saja yang sudah mandiri memperkuat peran distributor alkes mereka,” katanya.
Lanjut Ketua GAKESLAB NTB, Sri Widodo mengatakan saat ini distributor alkes di NTB yang telah bergabung GAKESLAB sebanyak 30 perusahaan, sementara ada sebanyak 45 perusahaan distributor alkes ada di NTB.
“Total anggota kami 30-an perusahaan baik lokal, cabang untuk BUMN tapi ada 15 perusahaan baru yang akan kami rangkul. Sehingga kita bisa memaksimalkan koordinasi di daerah baik dengan pemerintah daerah maupun distributor pusat,” ujarnya.
Ia mengatakan akan terus berkoodinasi dengan para distributor untuk kemandirian alkes dalam negeri.
“Kami sudah koordinasi dengan semua anggota dan terus mendorong agar distributor alkes di NTB untuk bergabung. Kita saat ini terus mempromisi dengan melakukan pameran dan kegiatan lain,” ujarnya.