Peran Penting Orang Tua Dalam Mencegah Terjadinya Stunting
RAHMI DWI YULIATNA Program Studi Sosiologi Universitas Mataram
Terjemahan

Peran penting orang tua dalam mencegah stunting, seperti yang diketahui, anak-anak sangat rentan terhadap penyakit. Beberapa penyakit disebabkan oleh bakteri dan virus, dimana lingkungan memiliki pengaruh yang besar terhadap faktor terinfeksinya bakteri atau virus ini.

Salah satu penyakit atau kelainan yang sering terjadi pada anak-anak yaitu stunting. Dilansir dari situs diskes.baliprov.go.id menjelaskan bahwa Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.

Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) menunjukkan angka yang cukup menggembirakan terkait masalah stunting.

Baca Juga :  DPR RI Gelar Sosialisasi Program Magang dan MSIB

Angka stunting atau anak tumbuh pendek turun dari 37,2 persen pada Riskesdas 2013 menjadi 30,8 persen pada Riskesdas 2018.

Dilansir dari situs detik.com dalam jumpa pers disemarang di jelaskan oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyebut angka stunting di Indonesia masih mencapai 24,4 persen, dimana angka prevalensi stunting sudah berangsur-angsur turun, dari 30,8 persen pada 2018 berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia.

Angka ini masih berada di atas standar yang ditetapkan oleh WHO yaitu 20 persen. Hasto Wardoyo mengatakan berdasar hasil survei, angka stunting di Indonesia mengalami penurunan tapi masih 24,4 persen dari keseluruhan jumlah balita 23 juta anak.

Stunting terjadi disaat bayi masih didalam kandungan dan kemudian akan terlihat saat anak berumur 2 tahun.

Baca Juga :  Masuk 75 Besar ADWI 2023, Inilah Potret Desa Wisata Lembar Selatan

Stunting disebabkan oleh beberapa hal seperti, kekurangan asupan gizi pada ibu hamil maupun anak balita, pola pengasuhan yang kurang baik, kurangnya akses untuk air bersih dan sanitasi serta disebabkan oleh faktor lingkungan.

Sehingga dalam pencegahannya diperlukan pemahaman ibu dan orang tua mengenai penyebab terjadinya stunting pada anak.

Namun nyatanya masih banyak orang tua yang memiliki pengetahuan yang kurang mengenai stunting terutama di desa-desa.

Seperti kurangnya pengetahuan  mengenai kesehatan dan gizi sebelum, pada masa kehamilan dan setelah melahirkan, dan  kurangnya pengetahuan tentang gizi yang baik yang diperlukan oleh anak pada masa pertumbuhannya.

Dalam kasus stunting ini ada beberapa orang tua yang menolak ketika anaknya akan disembuhkan.

Walaupun pada dasarnya stunting tidak bisa disembuhkan, tapi dapat dilakukan upaya untuk perbaikan gizi guna meningkatkan kualitas hidup anak.

Baca Juga :  Unram bersama Kemendes PDTT Sepakat Tingkatkan SDM di Desa

Alasan beberapa orang tua tersebut menolak karena mereka tidak mau anaknya di anggap penyakitan sehingga mereka lebih baik membiarkanya.

Padahal dengan adanya perbaikan gizi tersebut anak balita yang  mengalami stunting diharapkan dapat hidup dengan sehat.

Ini sebabnya peran dan partisipasi orang tua itu sangat penting. Setiap ibu atau orang tua diharapkan mempunyai pengetahuan tentang stunting, mempunyai pengetahuan tentang asupan gizi yang diperlukan saat hamil dan asupan gizi yang diperlukan anak pada masa pertumbuhan terutama pada 1000 hari pertama kehidupan dari anak balita.

Sehingga dengan adanya pengetahuan tersebut ibu atau orang tua dapat memahami dan mencegah terjadinya stunting.

Penulis
Oleh: RAHMI DWI YULIATNA
Program Studi Sosiologi
Universitas Mataram

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
terbaru
terlama terbanyak disukai
Inline Feedbacks
View all comments