Sekolah Lapangan Cuaca Nelayan Stamet ZAM Tahun 2022
Terjemahan

AmpenanNews. Stasiun Meterologi Zainuddin Abdul Madjid Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), gelar kegiatan Sekolah Lapangan Cuaca Nelayan (SLCN) bagi 100 orang nelayan tangkap ikan di Labuhan Lombok, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

SLCN singkat dengan tema “Dengan SLCN, Nelayan Hebat Selamat dan Sejahtera” tersebut, digelar selama satu hari bertempat di Balai Pelabuhan Perikanan Labuhan Lombok, Desa Seruni Mumbul, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur, Senin (13/6/2022).

Dalam acara tersebut tampak hadir Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama (SJP), Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kab Lotim M. Zainuddin, dan secara virtual PLH Kepala BMKG Pusat yang juga Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto.

Sebelum kegiatan SLCN dibuka Panitia SLCN Cucu Kusmayancu, sempat menyampaikan atas dipilihnya Labuhan Lombok sebagai lokasi SLCN kali ini karena mengingat Labuhan Lombok merupakan sentra terbesar tangkap ikan. selain itu adapun dasar digelarnya SLCN ini mengingat kondisi cuaca saat ini sangat beragam yang bisa berpengaruh terhadap ketahanan pangan dari sektor perikanan. atas dasar itu nelayan didorong melalui SLCN untuk mendapatkan informasi cuaca, prakiraan musim, cuaca ekstrem, prakiraan gelombang dan kecepatan angin.

Baca Juga :  Kontribusi Unram dari Masa Ke Masa Untuk Pembangunan Bangsa

Sementara itu ditempat yang sama Eko Prasetyo selaku Kepala Pusat Metorologi Maritim BMKG, juga sempat menyampaikan beberapa hal penting dalam pidato sambutannya.

Bagi Eko, kegiatan SLCN ini sangat penting untuk dilakukan agar dapat terwujudnya “Nelayan hebat sejahtera dan selamat”.

Kedepan nelayan tidak saja bisa mengakses informasi yang valid tentang kondisi cuaca di perairan, tapi nelayan juga bisa mendapatkan informasi titik koordinat lokasi ikan yang bakal di tangkap.

“Nelayan tidak perlu lagi bingung dan hanya berputar-putar di tengah laut mencari ikan karena BMKG sudah sediakan informasi lengkap dengan titik koordinat lokasi ikan yang bakal di tangkap” katanya.

Terkait dengan SLCN hari ini diharapkan oleh Eko, dapat melahirkan alumni SLCN yang tangguh serta tidak mudah termakan oleh berita hoax terhadap informasi soal cuaca, terutama cuaca maritim.

“Informasi yang paling sering dikeluarkan BMKG adalah prediksi gempa dan tsunami. Informasi ini seringkali meresahkan. atas dasar itu saya meminta kepada masyarakat jangan cepat percaya dengan ramalan-ramalan gempa dan tsunami seperti itu selain yang dikeluarkan oleh BMKG” ucap Imbuhnya.

Baca Juga :  Kejelasan Dugaan Kasus Alsintan 2018, Tinggal Menunggu Hasil BPKP

Melalui SLCN, peserta juga diharapkan dapat memahami informasi. “Sampaikan informasi ini ke seluruh nelayan yang ada.Lanjutnya BMKG siap berikan informasi yang pasti sehingga nelayan tak sekadar mondar mandir di laut tapi pulang bawa ikan tangkapan yang melimpah” ucapnya

Sementatara itu secara Virtual Guswanto, selaku PLH Kepala BMKG Pusat juga selaku Deputi Bidang Meteorologi mengatakan, informasi terkait cuaca itu penting bagi nelayan, karena melalui informasi yang lengkap, hasil tangkapan nelayan akan bisa lebih besar.

“Selat lombok merupakan tempat migrasi ikan yang cukup tinggi baik itu ikan tongkol, tuna sirip kuning dan sejenisnya. Potensi perikanan di Lombok ini cukup besar katanya, sembari ia juga menyampaikan ucapan rasa terimakasih kepada SJP selaku Anggota Komisi V DPR RI yang telah mendukung penuh program SLCN di Labuhan Lombok.

Dalam kesempatan tersebut Suryadi Jaya Purnama, juga berkesempatan menyampaikan beberapa hal yang kerap atau biasa dilakukan oleh nelayan secara turun menurun. Banyak nelayan tradisional kita pandai membaca cuaca dengan melihat bulan dan merasakan suhu.

Baca Juga :  3 Kali Gempa Terasa Di KLU Sampai Mataram

Namun dengan itu dirasa tidak cukup karena perubahan cuaca yang saat ini terjadi tidak bisa diprediksi secara begitu saja. Dulu cuaca itu disiplin, sekarang ini tidak. oleh karena itu nelayan harus pandai agar bisa eksis dan sukses.

“Perubahan iklim secara global dan lokal bisa dipelajari melalui SLCN. Bekal ilmu teori, keilmuan dan pengalaman nelayan akan jadi modal dalam menangkap ikan nantinya”

SJP, juga menyampaikan kegiatan SLCN seperti ini kedepan akan kembali digelar dipusat-pusat sentra perikanan di NTB.

“Setiap Tahun ada kegiatan SLCN. jadi dipusat-pusat sentra perikanan juga akan kita laksanakan nanti” ucap singkat SJP.

Sebagai tambahan informasi bagi nelayan yang ingin mengetahui titik kordinat tempat berkumpulnya ikan sebelum melaut dapat mengakses maritim.bmkg.go.id/inanews.

 

Penulis.

Selamet Syarifudin

Branch office Lombok Timur, 001

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
terbaru
terlama terbanyak disukai
Inline Feedbacks
View all comments