Lombok Barat – Indonesia 2022 di Mandalika baru akan digelar pada Maret mendatang, namun hotel-hotel di Lombok sudah kebanjiran permintaan kamar. Bahkan sudah banyak yang full booking sejak beberapa waktu lalu.
Tidak hanya hotel di kawasan Mandalika, hotel-hotel di kawasan wisata Lombok Barat juga kewalahan memenuhi permintaan kamar hotel. Dari sekitar 2 ribu kamar hotel yang ada di kawasan Senggigi sudah full booking.
Perhelatan balap internasional yang akan berlangsung di Mandalika pada 18-20 Maret 2022 itu diperkirakan akan menarik 100 ribu wisatawan. Untuk mengantisipasi ketersediaan akomodasi di Lombok, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berencana akan mendorong munculnya akomodasi-akomodasi sementara di Lombok untuk menampung penonton MotoGP.
Opsi yang ditawarkan antara lain penginapan di tenda atau glamping. Selain itu, kapal-kapal cruise yang bersandar di dermaga Pelabuhan Lombok juga akan digunakan sebagai akomodasi sementara.
Bila kapasitas di Lombok dirasa masih tidak cukup menampung kebutuhan, pemerintah mewacanakan akan mengarahkan wisatawan untuk tinggal di Bali atau destinasi sekitar Nusa Tenggara Barat.
Menyikapi hal tersebut, Dinas Pariwisata (Dispar) Lombok Barat (Lobar) berusaha mendorong desa wisata yang ada di Lombok Barat untuk menyiapkan akomodasi homestay berbasis warga. Langkah ini sebagai alternatif jangka pendek untuk menjawab kekhawatiran soal jumlah kamar yang belum terjawab, terutama menjelang gelaran Moto GP esok.
“Kita ingin menjawab kehawatiran banyak pihak dengan melakukan kerja nyata, kita sekarang sedang menyiapkan proses penyediaan homestay berbasis warga. Dan ini baru sebagian kecil dari desa-desa yang kita undang untuk kita cek, dan sambil menunggu desa-desa lain untuk menunjukkan minat untuk didampingi,” terang Kepala Dispar Lobar, Saepul Akhkam saat bertemu dengan beberapa pengelola desa wisata di Aula Kantor Dispar Lobar, Jumat (14/01/2022).
Jangka pendek ini, tambahnya, akan berkelanjutan karena event ini tidak hanya sekali saja.
Tidak hanya gelaran Moto GP yang memiliki kontrak selama 10 tahun saja, ada juga gelaran World Super Bike, World Series Surfing, dan event-event bertaraf nasional maupun internasional lainnya sebagai akibat dari Lombok sebagai Destinasi Super Prioritas.
Sedangkan untuk jangka panjangnya yakni bagaimana agar sapta pesona dapat hidup berkembang dan terimplementasikan sampai ke level desa.
“Bahwa secara ekonomi, kita berharap perputaran uangnya itu jangan hanya di satu tempat, tapi bagaimana efek domino dari event besat seperti Moto GP dan event lainnya itu dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Sehingga di sini kita tidak bicara retribusi daerah, tidak berbicara tentang pendapatan asli daerah, yang kita bicarakan adalah bagaimana multiplier efek dapat dirasakan langsung oleh masyarakat melalui penyediaan fasilitas akomodasi, atraksi sehari-hari mereka dan kuliner, serta ekonomi kreatif lainnya,” pungkasnya.
Rencana Dispar Lobar melakukan pendampingan di desa wisata untuk ketersediaan homestay sangat diapresiasi para pengelola desa wisata yang hadir. Terlepas dari kesiapan yang ada saat ini, mereka mengaku bersemangat mengikuti program yang dicanangkan Dispar ini.
“Kami sangat siap untuk didampingi,” tegas Kepala Desa Sesaot, Yuni Hari Seni.
Ia menuturkan, sebelumnya Desa Sesaot sudah memanfaatkan rumah warga sebagai homestay. Respon warga diakuinya sangat positif.
“Kemarin ada kegiatan kemudian menginap di rumah warga. Ternyata Alhamdulillah ada manfaat besar yang dirasakan oleh warga,” akunya.