AmpenanNews. Tiga Dosen Pascasarjana UIN Mataram melakukan riset kolaboratif internasional yaitu Prof. Dr. H. Lalu Supriadi, M.A., Dr. Nikmatullah, MA dan Dr. Emawati, M.Ag. Mereka menggandeng tiga kampus di Arab Saudi selama dua pekan, mulai tanggal 3-14 Juli 2024.
Rektor Prof. Dr. TGH. Masnun, M.Ag. memberikan apresiasi kepada tiga dosen tersebut karena kegiatan yang dilakukan untuk tercapainya tujuan UIN Mataram sebagai World Class University, yang merupakan cerminan standar akademik yang unggul, reputasi internasional yang kuat, dan kontribusi yang signifikan dalam berbagai aspek akademik. Karena kampus UIN Mataram telah menegaskan komitmennya untuk aktif berperan di tingkat internasional. Komitmen ini diwujudkan dengan berbagai upaya, termasuk melalui riset kolaboratif internasional seperti yang dilakukan tiga dosen UIN Mataram di Arab Saudi.
“ Inisiatif kolaboratif ini menegaskan posisi UIN Mataram dapat berperan aktif di tingkat internasional, dengan memberikan kontribusi nyata dalam membentuk narasi keagamaan tentang kesetaraan gender yang lebih inklusif dan memahami Islamologi di era globalisasi, dengan demikian UIN Mataram terus meningkatkan kualitas pendidikan tinggi yang berskala internasional secara optimal,” jelas Rektor Prof. Dr .TGH. Masnun Tahir.
Kesempatan tersebut, Guru Besar Hukum Keluarga Islam Pascasarjana UIN Mataram Prof. Dr. H. Lalu Supriadi, M.A menyebutkan, timnya melaksanakan riset kolaboratif di King Saud University dan Eelectronic University di Ryadh, serta Dar- al Hikmah di Jeddah.
“Ini telah kami lakukan mulai 3-14 Juli 2024,” ungkapnya, Senin (15/7/2024).
Penelitian kolaborasi ini bertajuk ” Gender Transformation in Higher Education in Muslim-Majority Countries: Comparative Study of Saudi Arabia and Indonesia” didanai dengan Bantuan Litapdimas UIN Mataram.
” Penelitian ini melibatkan Dosen King Khalid University Riyadh, Dr. Ali Ma’youf Al-Ma’youf. Penelitian juga menjadi komitmen pelaksanaan kerjasama UIN Mataram dengan King Saud University dan Eelectronic University di Ryadh, yang meliputi Tridharma Perguruan Tinggi,” bebernya.
Rentang waktu kunjungannya, Tim peneliti bertemu dengan berbagai pihak terkait untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. Beberapa imforman yang dijumpai yaitu Atdikbud dan para Staf KBRI Riyad Arab Saudi, Kepala Sekolah dan Para Guru yang mengajar di Sekolah Indonesia Riyad (SIR), Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Riyadh/Mahasiswa-mahasiswi yang sedang melanjutkan pendidikannya di beberapa universitas di Riyadh Arab Saudi dan Beberapa dosen asal Arab Saudi.
Dalam pertemuan pertama mereka adalah dengan Dr. Badrus Saleh, Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Riyadh Arab Saudi. Dalam pertemuan ini, tim peneliti aktif bertanya dan berdiskusi mengenai terjadinya restrukturisasi kehidupan bernegara di Arab Saudi melalui Saudi Vision 2030 (Visi Saudi 2030/ru’yat al-su’udiyah alfain tsalatsun).
Atdikbud juga memfasilitasi serta mengatur agenda kegiatan penelitian ini untuk dapat berjumpa langsung dengan beberapa informan yang represntatif dengan tema penelitian.
Tim pun berkunjung ke universitas di di Arab Saudi, antara lain Princess Nourah Bint Abdul Rahman University, King Sa’ud University (KSU), Imam Muhammad Ibn Sa’ud Islamic University yang semuanya terletak di kota Riyadh. Selain itu tim peneliti berhasil mengunjungi Islamic University of Medina dan Thaiba University yang terletak di kota Madinah.
Hal baru yang ditemukan bersama tim peneliti dalam kunjungan ke Riyadh dan kota-kota lain di Arab Saudi. Diantaranya di setiap gedung pemerintahan dan swasta ditemukan banyak baliho, spanduk dan banner yang bertuliskan Saudi Vision 2030 (Visi Saudi 2030/ru’yat al-su’udiyah alfayn tsalatsun). Tampaknya Saudi Vision 2030 telah membuat Arab Saudi mengalami lompatan besar dalam merustrukturisasi kehidupan bernegara dalam berbagai aspek antara lain pendidikan, sosial, budaya, ekonomi dan politik.
Visi ini berawal dari keinginan kuat untuk memaksimalkan tiga potensi yang dimiliki Arab Saudi yaitu keberadaan dua kota suci yaitu Makkah dan Madinah, ketersediaan sumber daya alam yang melimpah yaitu minyak dan posisi Arab Saudi yang strategis secara geografis karena menjadi penghubung antara tiga benua yaitu Eropa, Afrika, dan Asia.
Hal ini terkait dengan peran perempuan di ruang publik visi ini membuka peluang dan kesempatan bagi perempuan untuk berpartisipasi secara luas dalam berbagai sektor kehidupan.
Saat iini, tidak asing lagi ditemukan di Arab Saudi, perempuan menyetir mobil, bepergian tanpa muhrim, bekerja di pertokoan, imigrasi, pariwisata, medis dan kesehatan. Dalam bidang pendidikan sejumlah rektor di beberapa universitas adalah perempuan. Begitu juga beberapa wakil menteri pendidikan serta para diplomat bahkan duta besar.
Di sisi lain, fenomena ini membuka munculnya pemaknaan baru dari fikih klasik menuju fikih kontemporer. Hal ini tentu akan memperkaya kasus-kasus fikih yang bisa didekati melalui kajian maqasid sharia. Saya kira banyak isu menarik yang bisa dibaca dari konsep dan implementasi Saudi Vision 2030
” Diharapkan, temuan dan pengalaman yang kami peroleh dari kunjungan ini akan memberikan kontribusi yang berarti bagi pengembangan fikih klasik menuju fikih kontemporer yang adaptif dengan perkembangan zaman seperti peran peran perempun di ruang publik sebagai core penelitian ini, serta meningkatkan posisi UIN Mataram dalam kancah pendidikan tinggi internasional,” terang Prof. Lalu Supriadi.