Pelatihan dan Sertifikasi TKPK 1 di NTB 100% Peserta dinyatakan Kompeten
Terjemahan

AmpenanNews. Pelatihan dan Sertifikasi Tenaga Kerja Pada Ketinggian (TKPK l) tingkat l, merujuk pada regulasi Permenaker no. 09 tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 dalam Pekerjaan Ketinggian, dimana Bekerja pada ketinggian / Working at Height memiliki potensi bahaya yang cukup besar di setiap pekerjaan konstruksi dan pekerjaan lainnya. Undang-Undang mengamanatkan kewajiban terhadap penyelenggara kerja wajib menjelaskan mengenai resiko terhadap setiap bidang pekerjaan, termasuk bekerja pada ketinggian ini. pada hari Sabtu 06/07.

Selain itu penyelenggara kerja juga harus di wajibkan untuk memperkerjakan pekerja yang sudah mengerti tentang K3 di dalam bekerja ketinggian ini, maka dari itu setiap pekerja di haruskan memiliki sertifikasi yang salah satunya adalah sertifikasi Kompetensi TKPK 1 Kemnaker RI.

Sehubungan dengan hal tersebut, Bale Gemilang Institute bekerjasama dengan tim Vertical Rescue Indonesia mengadakan Pelatihan dan Sertifikasi Kompetensi K3 Pada Ketinggian yaitu Tenaga Kerja Pada Ketinggian Tingkat I (TKPK I) Perdana di NTB mengingat potensi pekerjaan ketinggian di NTB sangat besar.

Baca Juga :  Kampung UMKM Babakan Kembali menjadi Tempat Study Tour

“Para pegiat rope acces di NTB ini sudah kompeten dalam aktivitasnya, hanya saja sedikit sekali yang dibekali dengan pengakuan dr Pemerintah yaitu Sertifikasi TKPK dr Kemnaker RI, oleh karena itu, kami BG Institute mencoba mendekatkan mereka dengan regulasi melalui proses pelatihan dan sertifikasi yang langsung diadakan di Mataram.” kata A. Nurullah selaku PIC di Mataram.

Sasaran dari sertifikasi, ini lanjutnya, adalah para pegiat pencinta alam, tim SAR, BPBD, Damkar, dan lainnya yang segala aktivitasnya berhubungan dengan Ketinggian. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 1-6 Juli 2024 dan dibagi dalam 3 sesi, yaitu bimbingan teknis di lapangan oleh instruktur Associaton Rope Acces Indonesia yang merupakan Tenaga Ahli dari Vertical Rescue Indonesia yaitu Pak Data Pela di Gelanggang Pemuda dan Olahraga Mataram-NTB selama 5 hari dari tanggal 01-05 Juli 2024,

“NTB ini punya kue yang sangat besar berkaitan dengan pekerjaan ketinggian, baik project infrastruktur di Lombok maupun industri yg ada di wilayah P. Sumbawa, oleh karena itu sudah saatnya masyarakat sekitar dapat menerima manfaatnya dari kompetensi yang dimiliki,” katanya.

Baca Juga :  Gubernur dan Menteri Agama Resmikan Sembilan Gedung Baru UIN Mataram

Pada sesi kedua Materi kelas yg disampaikan langsung oleh Kabid Pengawasan K3 Disnaker NTB (Pak Irwan) tentang Regulasi bekerja ketinggian yang ada di indonesia.

“Bekerja di Ketinggian itu diibaratkan kita pandai mengendarai motor, boleh kita pembalap jika tidak memiliki SIM, tetap saja belum diakui Kompetensi tersebut. Pada rinsipnya K3 itu, Kalau ada potensi bahaya, harus dihindari, Kalau tidak bisa hindari, hilangkan, dan Kalau tidak bisa kedua duanya terakhir kita harus menggunakan APD,” ucap Kabid Pengawasan K3 NTB

Kemudian untuk sesi terakhir yaitu Uji Kompetensi dari Kemnaker RI via Zoom di Tuwa Kawa Coffe & Roastery, merupakan kegiatan perdana ini diikuti oleh 9 orang yaitu dari berbagai latar belakang dan setelah melalui proses Uji Kompetensi ke 9 peserta dinyatakan Kompeten.

Diakhir sesi Kadisnaker NTB (I Gede Putu Aryadi, S. Sos., M.H) memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas terlaksananya kegiatan tersebut dan menyampaikan bahwa Provinsi NTB saat ini merupakan destinasi yang luar biasa baik dari sisi Pariwisata maupun dari proyek-proyek strategi nasional, di Lombok ada KeK Mandalika harusnya ada sekian hotel bintang 5, dan infrastruktur lain ada gedung-gedung tinggi, pusat perkantoran yang terus berkembang, sedangkan di Pulau Sumbawa ada Smelter yang terus berkembang.

Baca Juga :  Lanal Mataram Mengikuti Upacara HUT TNI AL ke-75 Secara Virtual

” Saya beberapa bulan sempat negur karena ada beberapa kecelakaan, pembangunan kantor bangunan tinggi, Bank NTB Syariah, pembangunan kantor kesehatan hewan di Lembar, pekerja disitu mengerikan betul seolah-olah tidak ada pengawasan, tidak ada instruktur bekerja diketinggian. Bahkan pembangunan bank NTB Syariah menelan korban meninggal dunia. Di lembar misalnya bekerja di lantai 5 tanpa pengaman dan standar prosedur, artinya pengawasnya tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup memenuhi seperti bapak-bapak yang memiliki sertifikat kompetensi. Ini menjadi catatan penting karena kita terus mendapat sorotan, oleh karena itu saya terus mendorong agar pekerja-pekerja kita memiliki kompetensi sesuai kebutuhan produksi,” tutupnya

 

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
terbaru
terlama terbanyak disukai
Inline Feedbacks
View all comments