Transformasi Keamanan Lembaga Pemasyarakatan di Era Society 5.0: Integrasi Teknologi untuk Efisiensi dan Kemanusiaan
Terjemahan

Pada saat ini dunia sudah memasuki era Society 5.0 atau dalam Bahasa Indonesia disebut Masyarakat 5.0. Yang mana merupakan suatu konsep masyarakat yang berbasis pada teknologi. Konsep masyarakat Society 5.0 ini sendiri bertujuan untuk menyeimbangkan solusi atas permasalahan sosial dan kemajuan ekonomi melalui sistem integrasi antara dunia maya dan dunia nyata. Konsep ini juga diharapkan teknologi dapat membantu manusia dan sebagai bagian dari manusia itu sendiri.

Dengan adanya konsep society 5.0 ini, maka setiap instansi pemerintahan di Indonesia harus dapat beradaptasi. Salah satunya adalah Lembaga Pemasyarakatan atau Rumah Tahanan Negara di Indonesia harus dapat beradaptasi dan mengikuti konsep society 5.0. Adaptasi Lembaga Pemasyarakatan dalam era Society 5.0 memerlukan integrasi teknologi keamanan yang canggih untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman, efisien, dan manusiawi. Keamanan merupakan salah satu faktor terpenting didalam Lapas. Lembaga Pemaysarakatan dapat memanfaatkan konsep society 5.0 dalam membentuk keamanan yang lebih aman dan efisien didalam Lapas. Terdapat beberapa teknologi yang dapat membantu petugas Lapas dalam menjaga keamanan.

Baca Juga :  WR I Unram, Tes Mandiri Universitas Mataram akan digelar Bulan Juli

Yang pertama adalah dengan menggunakan tekonologi Radio frequency identification device (RFId). RFId adalah proses identifikasi seseorang atau objek dengan menggunakan frekuensi transmisi radio. RFId menggunakan frekuensi radio untuk membaca informasi dari sebuah devais kecil yang disebut tag atau transponder (Transmitter+Responder). Penggunaan RFID sudah banyak digunakan dalam berbagai bidang dan penggunaan paling banyak adalah pada bidang keamanan. Teknologi RFId ini dapat melakukan monitoring keberadaan para narapidana di Lapas. Para petugas dapat mengetahui posisi setiap narapidana berdasarkan data dari RFId yang terpasang. Teknologi ini juga dapat digunakan untuk membuat system deteksi pada kamar hunian narapidana atau pada setiap pintu di blok. Sistem ini dapat digunakan dengan alarm sehingga dapat mendeteksi narapidana yang keluar tanpa izin.

Selanjutnya adalah dengan menggunakan CCTV yang dapat mengidentifikasi gesture tubuh sehingga dapat mendeteksi kerusuhan. Maraknya kasus kerusuhan pada lembaga pemasyarakatan belakangan ini dipicu beberapa faktor. Antara lain kapasitas lapas, petugas lapas, dan lain sebagainya. Untuk meminimalisir kejadian yang sama (kerusuhan) maka diperlukan adanya terobosan untuk menangani atau memberi tahu secara dini tentang kerusuhan dan pelarian sehingga bisa cepat ditangani. Kemudian juga dapat menggunakan CCTV dengan pengenalan wajah petugas dan narapidana. Sehingga dapat mengontrol para narapidana yang ada didalam Lapas.

Baca Juga :  Baznas Lotim Akan Perhatikan Guru Ngaji Tradisional

Selain itu, teknologi biometrik seperti pengenalan wajah dan pemindaian retina menawarkan metode identifikasi dan autentikasi yang lebih aman dan efisien. Sistem ini memastikan bahwa hanya individu yang berwenang yang dapat mengakses area tertentu di dalam lapas, mengurangi risiko penyusupan dan konflik internal. Teknologi biometrik juga dapat digunakan untuk memantau kesehatan narapidana, memberikan data real-time yang memungkinkan respons cepat terhadap masalah medis, yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan narapidana.

Manfaat lain yang tidak kalah penting adalah transparansi dan keamanan data melalui penggunaan teknologi blockchain. Dengan menyimpan data narapidana dalam sistem blockchain, lapas dapat memastikan bahwa data tersebut aman dari manipulasi dan korupsi. Ini penting untuk menjaga integritas informasi dan memastikan keadilan dalam pengelolaan lapas. Selain itu, blockchain dapat digunakan untuk mengelola transaksi keuangan internal dengan lebih transparan dan aman, mengurangi peluang terjadinya penyelewengan dana.

Baca Juga :  Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah Dinobatkan Sebagai Perempuan Inspiratif Indonesia Tahun 2019

Penggunaan robotika dan drone juga memberikan kontribusi signifikan. Drone dapat digunakan untuk patroli udara dan pemantauan perimeter lapas, memberikan pandangan luas dan respons cepat terhadap insiden yang mungkin terjadi. Robot patroli, yang dilengkapi dengan sensor dan kamera, dapat melakukan patroli rutin di dalam lapas, membantu petugas dalam menjaga keamanan tanpa harus secara terus-menerus hadir di lokasi yang sama.

Secara keseluruhan, integrasi teknologi canggih dalam kerangka Society 5.0 membawa transformasi besar bagi keamanan lapas. Tidak hanya meningkatkan efektivitas pengawasan dan pemantauan, tetapi juga memperbaiki kesejahteraan narapidana dan memastikan transparansi dalam manajemen lapas. Namun, penting untuk diingat bahwa implementasi teknologi ini harus dilakukan dengan pendekatan yang manusiawi, memastikan bahwa inovasi yang diterapkan benar-benar meningkatkan kualitas hidup semua individu yang terlibat. Dengan demikian, Society 5.0 bukan hanya tentang kemajuan teknologi, tetapi juga tentang menciptakan sistem yang lebih adil, aman, dan manusiawi.

Ditulis oleh
Taruna Utama Aldy Rizqan
Politeknik Ilmu Pemasyarakatan

 

Subscribe
Notify of
guest

2 Komentar
terbaru
terlama terbanyak disukai
Inline Feedbacks
View all comments
Wany
Wany
8 bulan lalu

Good

Azura
Azura
8 bulan lalu

Sangat menarik dan Informatif