Rektor UIN Mataram Mengajak Umat di Bulan Suci Ramadhan untuk Meningkatkan Spiritual dan Nilai Moderasi Bersama
Terjemahan

AmpenanNews. Rektor UIN Mataram, Prof Dr H Masnun Tahir, M.Ag tidak henti-hentinya mengajak civitas akademika UIN Mataram dan seluruh elemen masyarakat untuk meningkatkan spiritualitasnya berupa kesalehan pribadi (personal personal piety) dan kesalehan sosial (social piety) di bulan suci Ramadhan tahun ini.

Hal ini bentuk kesyukuran kita kepada Allah SWT, sehingga kita bisa bertemu kembali dengan bulan puasa tahun ini.

” Alhamdulillah kita masih diberikan nafas sampai hari ini dan bertemu dengan bulan suci Ramadhan serta secara pribadi, sebagai pimpinan UIN Mataram dan Ketua PWNU bisa menyapa jamaah di Bulan Ramadhan tahun ini,” kata Rektor UIN Mataram setelah selesai rekaman menyambut puasa di RRI Mataram beberapa waktu lalu.

Guru Nun, sapaan akrab Rektor UIN , melanjutkan, tadi saya rekaman dengan dua tema: Puasa dan Moderasi Beragama, sementara tema kedua adalah Puasa dalam Pandangan Agama-agama. Bagi saya tema ini sangat menarik, karena seperti kita tahu bahwa negara kita adalah negara plural yang menuntut kita bagaimana beragama di negeri multikultural seperti Indonesia ini serta bagaimana manifestasi nilai moderasi beragama dalam ibadah puasa.

Baca Juga :  FTK UIN Mataram Gelar Seminar International bersama Universitas Malaya Malaysia

” Awal puasa tahun 1445 H ini, selain adanya perbedaan penetapan awal Ramadhan di internal umat Islam, bersamaan dengan perayaan Hari Raya Nyepi saudara kita yang beragama Hindu dan di tengah puasa nanti ada perayaan Kenaikan Isa Almasih dan Hari Paskah bagi saudara kita yang beragama Nasrani,” ucap Guru Nun.

Dengan fakta ini, kata Guru Nun, maka nilai moderasi, berdampingan dengan umat beragama lain dan bersikap toleran baik antar umat beragama dan intern umat Islam harus terinternalisasi dalam pribadi-pribadi orang yang berpuasa.

“Sisi spiritualitas umat Islam yang teladan bukan sekedar berpuasa di bulan Ramadhan saja tetapi juga menyiarkan moderasi beragama yang tujuannya adalah mewujudkan toleransi beragama. Dengan demikian akan terwujud suasana sosial keagamaan yang kondusif, aman dan damai,” Guru Nun menambahkan.

Baca Juga :  Halaqah Fiqih Peradaban: Dunia Islam dan Realitas Geo-Politik Global Kontemporer

Lebih lanjut Prof Rektor menambahkan bahwa puasa ada dalam setiap doktrin agama-agama dan merupakan salah satu bentuk ritus agama yang tujuannya adalah meningkatkan kualitas spiritual manusia (insan muttaqin), walaupun konsep dan tata caranya berbeda. Bagi kita penanaman nilai spiritualitas dan moderasi beragama harus dimulai sejak dini, sehingga ini menjadi laku sosial dan paradigma berpikir umat kita.

” Ini juga yang saya sampaikan dalam acara FGD Moderasi beragama bagi generasi milenial di NTB di depan 500 pelajar dan Mahasiswa bersama Kapolda, Danrem dan Kanwili Kemenag NTB menjelang Ramadhan kemarin.” ucapnya.

Beberapa penilitian melaporkan bahwa siswa dan mahasiswa termasuk kelompok yang rentan terpapar faham tidak moderat, diskriminasi dan anti toleran. Oleh sebab itu mereka bukan hanya diajarkan tetapi harus ditunjukkan nilai-nilai kebaikan seperti kejujuran, simpati, semangat berbagi seperti hikmah dari berpuasa ini.

Baca Juga :  Penyerahan Dukungan Prof. Dr. TGH. Masnun Tahir, M.Ag, Sebagai Pj Gubernur NTB

” Intinya bulan puasa ini menjadi instrumen transformasi bathin, spiritual, perilaku personal dan sosial umat menuju khairul ummah,” Guru Nun menutup refleksinya.

 

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
terbaru
terlama terbanyak disukai
Inline Feedbacks
View all comments