Sarasehan Pedalangan dan Pelantikan Pengurus Pepadi Provinsi NTB
Terjemahan

AmpenanNews. Sarasehan pedalangan dan sekaligus dirangkai dengan Pelantikan pengurus Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Provinsi Nusa Tenggara Barat yang berlangsung di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Mataram, pada hari Kamis, 13/09.

Dengan mengangkat tema “transformasi wayang di era digital”, Ketua DPRD Kota Mataram H. Didi Sumardi, sebagai Ketua Pepadi NTB, dengan mendapat gelar Ki Dalang Adiyaksa menyampaikan bahwa digitalisasi dalam pewayangan sangat dibutuhkan serta diperlukan untuk mengangkat gairah para gemerasi muda dilombok dalam mempertahankan seni budaya yang kita miliki

” dunia perwayangan ini merupakan salah satu fasilitas yang multifungsi sebagai sarana menyampaikan pesan pesan kepada masyarakat luas terutama masyarakat pulau lombok yang sangat diperlukan juga ditengah teknologi yang sangat canggih saat ini,” katanya.

Dalam pelantikan tersebut yang diikuti dengan sarasehan wayang yang pertama disampaikan oleh Prof. Dr. H. Nuriadi, M. Hum. mengatakan bahwa wayang ini dari kacamata luar negeri sebenarnya bukan asli dari sasak merupakan milik nusantara , karena wayang itu sendiri berasal dari jawa, barang yang selalu bergerak gerak secara etimologis, sebagai sarana mendekatkan diri kepada Sang Kuasa, wayang salah satu bahasa jawa artinya bayang bayang.

Baca Juga :  Forum Masbagik Gelar Silaturrahmi, Wabup Dukung Usaha Kaum Muda

” Kenapa wayang sangat terkenal didunia barat bahkan telah ditetapkan oleh UNESCo 7 november 2003 sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity , wayang sasak merupakan salah satu ragam variant yang masih ada yang menjadi milik bagi masyarakat,” jelasnya.

Wayang dimata orang barat sesuatu yang sangat unik lanjut Prof. DR. Nuriadi, bahkan dipelajari dan menjadi kajian khusus yang namanya indonesian study, salah satu pengkaji yang sangat terkenal Matthew Cohan , dan memulis tentang wayan sebagai sumber pengkajian seluruh dunia terkait perwayangan, khusus untuk Prof David Hernis pengkaji wayang sasak sangat terkenal didunia.

” Salah satunya kita harus mengikuti perkembangan di jawa karena wayang sebagai industri karena wayang sebagai roh budaya, kehadiran para pedalang saat ini sangat penting apalagi didigitalisasi wayang memiliki pakem yang sebenarnya,” pungkas Profesor yang berasal dari loteng ini.

Baca Juga :  Mahasiswa KKN Tematik Unram Gelar Sosialisasi DBD di Desa Dane Rase

Harapan Prof, agar belumnya wayang menjadi pendidikan formal merupakan tantangan bagi kita untuk mensinkronkan kebijakan pemerintah, karena sangat sulit untuk berkembang tanpa kita bersenergi dengan pemerintah.

Sementara itu, Drs. H. L. Agus Fathurrahman,
sebagai pembicara kedua menyampaikan Ketika belum ada apa apa atau big bang dunia ini terbagi dua, dunia hitam dan putih, kemudian para dalang sebagai penghadang jangan ada yang mendominasi antara hitam dan pitih.

” transformator pertama adalah Umarmaye, bahasa yang tidak bisa dicerna akan cepat tercerna oleh umarmaye, hal ini untuk meningkatkan ketahanan, Wayang ini bukan untuk menyebarkan Agama Islam akan tetapi sebagai sarana menyebarkan kebaikan Islam, sehingga perlu ada yang menyampaikan hal tersebut,” ucapanya.

Baca Juga :  Kerjasama Unram dengan Polri dan Polda NTB untuk Tingkatkan SDM

Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat serta sebagai Sekertaris Pepadi Provinsi NTB masa Bhakti 2023 – 2028 , Lalu Abdurrahim, S. Pd. MH. menyampaikan rasa syukur bahwa pada hari ini pengurus Pepadi NTB telah dilantik.

” Alhamdulillah, dengan diangkatnya Ketua DPRD Kota Mataram H. Didi Sumardi sebagai Ki Dalang Adiyaksa, dapat mengangkat giroh para dalang serta pembuat wayang memajukan seni budaya perwayangan di NTB, karena warisan budaya tak benda ini merupakan warisan ara waliyulloh dan nenek moyang terdahulu,” tutup Mamiq Jagat.

 

 

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
terbaru
terlama terbanyak disukai
Inline Feedbacks
View all comments