PEPADI NTB Hadiri Pegelaran Wayang Kulit Penguatan Nilai Pancasila
Terjemahan

AmpenanNews. Dalam Rangka memperingati HUT RI ke 78 dan Penguatan nilai nilai Pancasila, Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyelenggarakan Pagelaran Wayang Kulit Sasak di Desa Darek, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah, pada hari Rabu 30/08.

Dalam sambutan Ketua melalui Sekertaris Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) NTB, Lalu Abdurrahim S. P.d MH., pada saat membuka acara malam Pagelaran Wayang Kulit Sasak menyampaikan dan mengupas tentang Hakikat Wayang serta penguatan nilai nilai pancasila dalam kehidupan sehari hari di bermasyarakat.

” Wayang itu adalah di gambaran kehidupan, gambar yang dibuat miring, dari satu sisi wayang ingin menggambarkan dinamika kehidupan meramalkan sesuatu yang akan terjadi, dan mengajarkan kearifan-kearifan, tetapi tanpa harus melukai dan menyinggung perasaan,” jelas Ketua Pepadi NTB sekaligus sebagai Kepala Bidang Kebudayaan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Baca Juga :  Keluarga Oknum Bidan Puskesmas Kute Resmi Dilaporkan

Mamiq. Jagat atau Mamiq. Ahim (sapaan akrabnya) menambahkan, yang terkena bisa introspeksi sekaligus juga mendapatkan hiburan, banyolan, kidung kidung yang menentramkan hati. Wayang ingin hidup dalam harmoni untuk semua anak manusia dalam istilah sasak.

” WAYANG SINO BAUNEJARI SENEPE Carilah sendiri arti itu menurut situasi dan kondisi dirimu. itu semua karena secara kodrati Bahwa tiap-tiap diri manusia dalam posisi yang berbeda-beda. MULE IYE KELAMPAN DALEM KELIR “sak Bau jari pinajaran Makhluk urifpati SeJagat, memang begitulah jalan dibalik tirai yang bisa menjadi pelajaran makhluk hidup dan makhluk yang mati di jagat raya ini,” jelasnya.

Penyampaian pesan dan persatuan kesatuan, sambung Mamiq Jagat, melalui wayang kulit sebagai sarana langsung agar selalu dipupuk dalam keseharian masyarakat dengan tidak melihat perbedaan dari segala sisi baik Agama, Adat Istiadat dan Budaya dalam satu wilayah namun masih dalam Negara Kesatuan Repubik Indonesia.

Baca Juga :  Sengketa Lahan Hotel di Mandalika, ITDC Ajukan PK Ke-2

” dengan semangat Bhineka Tunggal Eka, pengamalan Pancasila selalu digemakan oleh para Dalang wayang kulit Sasak, karena itu sangat penting dimana disetiap wilayah bangsa sasak selalu ada perbedaan dalam pelaksanaan adat dan budaya akan tetapi tetap terjaga. Melalui sarana wayang kulit sasak ini, penyampain pesan moral serta sosialisasi ke masyarakat lapisan bawah sangat efektif, apalagi sebentar lagi akan melaksanakan Pesta Demokrasi para dalang siap bekerjasama agar masyarakat luas cepat dan tepat dalam memahaminya,” tutup Mamaiq Ahim.

 

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
terbaru
terlama terbanyak disukai
Inline Feedbacks
View all comments