AmpenanNews. Dedare (gadis) Suku Sasak yang ada di Kabupaten Kutai Kertanegara Provinsi Kalimantan Timur mengenakan busana adat sasak dalam lomba gerak jalan tingkat kabupaten dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke 78, pada Senen 21/08.
Putri Rinjani dan Putri Mandalika nama regu yamg ikut lomba gerak jalan tingkat kabupaten kutai kertanegara tersebut dengan jumlah personel 16 orang , yang merupakan putra putri warga lombok yang berada di rantauan.
Lalu Ayub Ikhsan salah satu diaapora yang berasal dari Penujak kabupaten lombok tengah sebagai sebagai tokoh masyarakat sekaligus koordinator gerak jalan tersebut menyampaikan bahwa sebagai anak rantau, tetap berusaha mempertahankan adat istiadat dan budaya kami di daerah kami tinggal saat ini.
” kegiatan ini kami lakukan setiap tahun sebagai bentuk partisipasi para diaspora yang berada di Kabupaten Kutai Kertanegara ini. Walaupun kami tampil seadanya akan tetapi kami masih selalu mengingat adat istiadat maupun budaya kami berasal dengan menampilkan busana adat bangsa sasak,” ungkap mamiq Ayub sapaan akrabnya.
Disetiap Event di daerah Kabupaten Kutai Kertanegara, para diaspora selalu menampilkan tradisi bangsa sasak baik tingkat kabupaten bahkan provinsi Kalimantan Timur, karena para diaspora atau para perantau dikatakan cukup banyak di daerah ini.
” dengan menampilkan busana adat sasak dari Regu Putri Rinjani dan Putri Mandalika ini, Alhamdulillah antusiasme masyarakat sangat luar biasa, mereka sangat senang karena busana yang dikenakan cukup menarik perhatian baik warga setempat maupun warga diaspora yang berasal dari Lombok terutama,” ucapnya.
Dalam dua regu tersebut, untuk diketahui Regu Putri Mandalika berasal dari para pelajar Sekolah Menengah Atas sedangkan untuk Regu Putri Rinjani dari umum baik para dedare maupun inaq inaq sebanyak 16 orang setiap regunya.
” Tahun lalu dengan menggunakan busana adat sasak kami mendapatkan juara tiga tingkat kabupaten Kutai Kertanegara, jadi penampilan para dedare yang ada disini sangat dikenal oleh warga masyarakat,” pungkasnya.
Dengan menampilkan Busana Adat Sasak lanjut Miq Ayub, merupakan salah satu sarana pembawa pesan kepada masyarakat sekitar sebagai daya tarik untuk pariwisata terutama pulau lombok.
” Bupati kami pun pernah menggunakan busana adat sasak saat penurunan bendera Hut RI tahun lalu, sebagaimana pernah diberitakan di media ini,” tutup miq Ayub.