AmpenanNews. Perayaan Hari Anak Nasional (HAN) 2022 dibuka dengan sapaan hangat anak-anak suku Baduy. Melalui sambungan video jarak jauh, mereka menyapa teman-teman mereka di Kabupaten Lombok Timur, di Erosaman-Amagais-Asatat (Papua) dan daerah lainnya.
“Halooo … selamat pagi teman-teman, selamat pagi Bu Menteri,” ucap salah satu anak dari Suku Baduy, langsung dari tempat mereka tinggal. Sapaan ini mendapat respon balik dari anak-anak di daerah lain, juga melalui koneksi video jarak jauh secara live.
Tak semua menjawab dengan : “hallo teman-teman”. Anak-anak di Sentra Antasena Magelang menjawab dengan memainkan drum band. Dengan begitu, kegembiraan di antara mereka bisa saling dirasakan meskipun mereka berada di daerah berbeda.
Kesempatan tersebut, Menteri Sosial Tri Rismaharini, juga turut menyapa anak-anak satu persatu dari layar digital. Mensos memberikan kesempatan anak-anak untuk menyampaikan apa yang menjadi keinginan dan pikiran mereka.
Kumudian Anak-anak suku Dayak Meratus meminta sarana listrik bisa diaktivasi di daerah mereka. “Biar kami bisa belajar bu. Sama sepeda ya bu, ” katanya.
Sedangkan Anak-anak korban bencana di Majene, Sulawesi Barat, meminta Mensos membangun rumah karena tempat mereka tinggal rusak terdampak bencana.
Ujung paling timur, anak-anak di Erosaman meminta penambahan fasilitas pendidikan, seperti sarana sekolah, guru dan juga peralatan pendukung. Melihat keberanian anak-anak mengutarakan pendapatnya membuat Mensos dan para undangan menyampaikan apresiasi.
“Ya anak Indonesia memang harus berani. Karena kalian adalah calon pemimpin masa depan ya,” kata Mensos RI dari Kompleks Kantor Bupati Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (01/08).
Untuk permintaan anak-anak tersebut, Mensos berjanji memperhatikan. Permintaan yang menjadi domain Kemensos segera diproses.
Permintaan seperti perbaikan rumah, saluran listrik, dan sebagainya, akan dikombinasikan dengan kementrian dan lembaga terkait.
Tidak lupa Mensos berpesan, agar mereka memupuk sikap saling perduli dan menyayangi. “Kalian harus saling menyayangi, perduli dan saling membantu. Karena kalian bersaudara, satu bangsa,” kata Mensos.
Seluruh Anak-anak Indonesia tidak boleh merendahkan, membully atau menyakiti rekannya yang lain. “Ada teman-teman lainnya yang kekurangan, mungkin mereka tidak sempurna dalam melihat, tidak memiliki salah satu anggota badan. Tapi itu tidak lantas membuat kita memandang rendah. Tidak boleh ya. Karena di balik kekurangan mereka ada kelebihan. Karena di mata Tuhan, kita semua sama,” kata Mensos.
Bagai Gading, dia adalah anak dengan disabilitas ganda. Tapi dia bersemangat dan berkerja keras. ‘Dia bisa nabung sampe Rp20 juta dari hasil berjualan, ” kata Mensos.
Kesempatan tersebut Mensos juga menyerahkan bantuan ATENSI bagi anak Lombok Timur senilai Rp3,8 miliar berupa bantuan kebutuhan anak (nutrisi, pakaian, peralatan sekolah, dsb), bantuan kebutuhan khusus (kursi roda, kacamata Walker, dsb), pengentasan kemiskinan ekstrem (akses listrik dan air), dan renovasi rumah layak anak.
Hadir secara virtual Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati, hadir di lokasi kegiatan antara lain anggota Komisi VIII DPR RI Rachmat Hidayat, Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah, Bupati Lotim Sukiman Azmy, perwakilan Dewan Pengawas Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Rusdi Amral, Ketua Yayasan Kemanusiaan Kompas Antonius Tommy.
Untuk Tema hari HAN 2022 adalah “Anak Terlindungi Indonesia Maju” dan tagline “Anak Indonesia Hebat”. Tema bermakna memotivasi anak Indonesia agar mempunyai cita-cita yang tinggi, teguh dengan berbagai tantangan dan tidak mudah menyerah.
Sedangkan rangkaian Perayaan HAN 2022 berlangsung di 17 titik terdiri dari 5 kecamatan di Kabupaten Lombok Timur, 10 titik komunitas di kawasan 3T dan 2 titik di Sentra dan Sentra Terpadu Kemensos.
Di HAN 2022. diharapkan menjadi momen anak-anak dari seluruh Indonesia saling berkomunikasi.
Komunitas yang menjadi lokasi HAN 2022 adalah Suku Anak Dalam di Jambi, Suku Baduy Banten, Suku Laut Pulau Bertam Kepulauan Riau, Suku Asmat Papua Erosaman, Suku Asmat Papua Amagais, Suku Asmat Papua Asatat, anak di wilayah perbatasan Sebatik Nunukan, Kota Kecil Wini (Timur Tengah Utara), Suku Dayak Meratus, dan pengungsi Majene. Sentra Terpadu Soeharso di Solo dan Sentra Antasena Magelang ditetapkan menjadi lokus lembaga.
Rangkaian kegiatan HAN sudah dilakukan di antaranya Sentra Alyatama Jambi memberikan bantuan bis sekolah. Pembangunan sekolah di Majene, bantuan kapal penyebrangan anak sekolah di Pulau Bertam, komputer dan laptop di Wini, 100 unit sepeda di Kabupaten Sarmi Papua, dan penguatan community center untuk anak-anak di Suku Dayak Meratus. (Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Sosial RI)