Mataram – Dalam rangka meningkatkan Sumber Daya Manusia ( SDM ), mengurangi tingkat pengangguran, dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Dharma Selaparang NTB rekomendasikan Negara Korea Selatan sebagai tujuan meraih kesuksesan, merubah hidup jadi lebih baik.
Mengusung selogan ” Yukkk Hijrah Ke Korea “. Baehaki Purnawan, ST selaku pimpinan LPK mengajak warga NTB agar mau bekerja ke luar negeri karena menjanjikan penghasilan.
Bukan maksud mengkerdilkan pendapatan Nasional, tapi memang UMR disana jauh lebih besar. Gajinya sampai kisaran 20 sampai 30 juta per bulan. Tentu, kepergian PMI ke perantauan tidak untuk menetap atau pindah warga negara, tapi semata-mata mencari rezeki dan kembali lagi ke kampung halaman membangun daerah tempat tinggal.
Sebagai lembaga yang sudah terakreditasi Disnakertrans dan Kementrian di Jakarta. Sejak berdiri 15 tahun lalu, LPK Dharma Selaparang yang miliki kantor cabang di 4 kabupaten/kota. Terbukti telah mampu mengirim ratusan PMI, mencetak para pengusaha sukses. Berkat capaian itu, tidak berlebihan jika Baihaki pantas menyandang Bapak SDM NTB.
Selain menempuh jalur resmi oleh Pemerintah melalui program Government to Government ( G to G ) kerjasama antar Negara. Ada juga pilihan skema EPS Topik dan P to P yaitu kerjasama antar perusahaan swasta, hanya mengikuti pembelajaran atau pelatihan di LPK, tidak perlu tes, interview saja, jika lulus langsung ditempatkan kerja.
Diterangkan, ada banyak fasilitas disediakan, terlebih bagi penyandang status yatim spesial umur 17 – 19 tahun, biaya digratiskan. Bidang yang disediakan mulai dari fishing, pabrik manifaktur, dan pertanian.
Mengenai info pendaftaran, syarat dan ketentuan lebih jelas, bisa segera berkunjung ke kantor pusatnya di Jl. Energi Nomer 8 A Karang Buyuk Ampenan Selatan Mataram. Atau bisa menghubungi via Telfon / Wa di nomer 081929294566.
Dipastikan, calon PMI jebolan LPK Dharma Selaparang dapat setiap jaminan yang dibutuhkan demi segala kemudahan. Baik layanan asuransi, kesehatan, keselamatan, akomodasi, mes, tempat bekerja, tunjangan, dll.
” Melihat perkembangan Daerah kita yang sudah jadi perhatian mata internasional, kompetisi wajib akan semakin ketat dan arus orang luar masuk begitu deras, ini momentum tepat untuk keluar dulu dalam beberapa waktu, agar sepulangnya tidak jadi penonton dirumah sendiri, ” serunya.
Lalu Ahyat ( 17 tahun ), salah seorang pemuda asal Penujak Loteng mengapresiasi keberadaan LPK sebagai pemberi jalan dan solusi ditengah sulitnya lapangan pekerjaan walaupun sudah bergelar sarjana.
Ke Korea, menurutnya, bisa jadi alternatif bagus terutama bagi kaum milenial sebagai batu loncatan guna meniti masa depan.
” Saya siap bantu LPK sebar informasi baik ini ke keluarga, teman, kerabat, sahabat, dan masyarakat sebagai bentuk kepedulian terhadap nasib sesama”.