AmpenanNews.com – Kondisi bangunan atas Sekolah Dasar Negri (SDN) Bejelo, Desa Bonjeruk, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) melengkung rusak parah dan hampir roboh. Pasalnya, sebagian dari atap fasilitas pendidikan tersebut tidak terurus dan tidak pernah diperbaiki.
Atap dua ruangan kelas dari sekolah tersebut hampir runtuh karena kondisi kerangka kayunya yang telah lapuk, hampir 4 tahun tidak pernah di tempati untuk kegiatan belajar mengajar.
Kepala sekolah SDN Bejelo, Teran menuturkan kondisi tersebut bermula saat terjadinya gempa bumi Lombok pada tahun 2018 lalu. Sehingga yang menyebabkan kondisi atapnya melengkung, kemudian seiring berjalannya waktu semakin bengkok dan hampir roboh.
“Semenjak saya disini tahun 2019 kondisinya sudah bengkok sedikit, lama kelamaan makin turun, untung ada besinya yang masih menahan rangkanya,” tutur Teran saat ditemui wartawan, pada Senin (30/05/22).
Semenjak kejadian itu, Pihaknya sudah melakukan upaya koordinasi dan melaporkan kondisi tersebut kepada Dinas terkait. Namun hingga saat ini, pihaknya sudah merasa bosan melaporkan hal yang sama berulang kali akan tetapi sampai saat ini masih belum ada tindak lanjut.
“Kita dijnjikan tahun 2019 diperiksa oleh kontraktor, sama Unit pelayanan Terpadu (UPT), 2019 selsai kosong, berulang kali kita otak Atik dapodik tetap dijanjikan gak ada juga reaksi,” kata Teran.
Dengan kondisi bangunan yang demikian, bagaimana mungkin Siswa – siswi dan guru akan mendapatkan kenyamanan dalam proses belajar mengajar. Sedangkan disatu sisi, seorang peserta didik diamanahkan menjadi cerdas.
Kendati demikian, pihak sekolah pun saat ini sudah merasa putus asa karena berulang kali telah difoto dan disurvei namun tak kunjung ada tanggapan dari pihak terkait.
“Biarin sudah ini (bangunan, Red) roboh, mudahan roboh malam asal tidak roboh saat pagi Waktu siswa ada disekolah ,”tutupnya.
Teran menceritakan bahwa, untuk siswa yang dua kelas itu, saat ini harus terpaksa untuk belajar di perpustakaan, dan satunya lagi harus bergantian dengan kelas lain yang ada pelajaran olahraganya. Namun ketika tidak ada yang olahraga, maka seluruh siswa yang satu kelas itu harus terpaksa untuk belajar di luar ruangan.
“Kalau ada yang punya pelajaran olahraga maka yang kelas lima ini bisa belajar di ruangan, tapi kalau tidak ada ya mereka diluar,” cerita Teran.
Kepala Bidang Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Loteng Makbul Ramen, Mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan pengusulan perbaikan terhadap sekolah tersebut sejak beberapa tahun yang lalu. Namun memang dengan kondisi saat ini yang semua usulan melalui sistem, sehingga kemungkinan itu yang menjadi kendala.
“Kita sudah usulkan, dan kita berharap operatornya mampu mensingkronkan sehingga bisa dieksekusi tahun depan,” katanya saat di konfirmasi.
Ia menegaskan bahwa, untuk dapat dikerjakan tahun ini kemungkinan tidak akan bisa. Akan tetapi, besar harapnya untuk dapat dieksekusi pada tahun 2023 nanti, dan akan dijadikan program prioritas dalam pengerjaannya.
“Saya berharap dapat masuk pada tahun depan, soalnya kalau sekarang itu kan sudah tidak bisa,” tegasnya.
Dikatakan Makbul, jika memang bangunan sekolah tersebut rusak karena Gempa, maka itu dapat diusulkan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Namun itu tentu harus dilaporkan sejak terjadinya dulu.
“Kecuali kalau itu akibat bencana alam misalnya, bisa di usulkan dari BPBD, tapi inikan pelaporannya beda,” pungkasnya. (di)