Mori Hanafi Tanggapi Kosongnya Panggung Kesenian Saat MotoGP
Terjemahan

AmpenanNews.com – Minimnya pentas seni budaya saat penggelaran Mandalika Grand Prix of Indonesia yang digelar pada 18-20 Maret yang lalu menimbulkan tanda tanya besar ditengah masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), mendapat tanggapan oleh Wakil Ketua DPRD Provinsi NTB, Mori Hanafi.

Aneh memang ketika penggelaran event MotoGP di Mandalika International Circuit waktu itu, puluhan artis ibu kota didatangkan untuk menghibur para penonton, akan tetapi pentas budaya atau kesenian lokal malah tidak diberikan panggung sedikitpun.

Untuk diketahui, NTB sendiri mempunyai banyak budaya yang sangat pantas diberikan panggung dalam event internasional. Seperti, Peresean, Tari Rudat, Tari Gandrung, Tari Gendang Beleq, Tari Lenggo, Tari Buja Kandanda, Tari Wora Bongi Monca, dan masih banyak juga yang lainnya.

Baca Juga :  Sirkuit International Motocross 459 Lantan Dinyatakan Layak Gelar MXGP

Mori Hanafi, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Nusa Tenggara Barat, dalam menanggapi hal itu mengatakan, secara umum memang sudah sangat bagus. Namun memang ia sadari juga masih banyak kekurangan yang perlu dievaluasi kedepannya.

“Secara umum sudah bagus, sudah berjalan seperti apa yang kita harapakan, hanya saja masih banyak kekurangan yang menjadi catatan kita,” ungkap Mori, saat ditemui wartawan waktu menghadiri pembukaan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) di Hotel Golden Palace, Senin (28/03/22) pagi tadi.

Selain itu, Ketua KONI NTB itu juga menjelaskan bahwa memang sangat penting budaya lokal untuk diberikan panggung saat adanya event internasional di NTB, setidaknya untuk menunjukkan tradisi serta budaya kita terhadap orang luar.

Baca Juga :  FAKTA RI Manilai Patung SBY Paling Tepat Dipasang di Sirkuit Mandalika

“Seharusnya sih ditampilkan kemarin, paling tidak itu sebagai ajang promosi budaya kita terhadap tamu kita,” ujar Mori.

Tidak hanya itu, Politisi Partai Gerindra itu juga menyebutkan beberapa hal yang pelu untuk dievaluasi kedepannya. Seperti, arus lalu lintas yang menjadi banyak komplinan para penonton saat penggelaran kemarin, ia menyarankan untuk mengubah pola arus lalu lintas.

Semula, para pengunjung disarankan melalui jalan bypass BIL-Mandalika, dan jalur yang lama, sehingga terjadilah kemacetan yang berkepanjangan waktu itu. Dengan demikian, Mori sarankan agar pola tersebut diubah supaya ada yang menjadi jalur khusus datang, dan balik.

“Biar tidak macet kayak kemarin, coba kedepannya kita khususkan jalur lama untuk arus balik, dan jalur bypass BIL jadi arus datang,” saran Mori.(DI)

Baca Juga :  Bupati, Lotim masih menghadapi berbagai persoalan Sosial

 

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
terbaru
terlama terbanyak disukai
Inline Feedbacks
View all comments