AmpenanNews.com – Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo RI), Ismail menegaskan bahwa perkembangan teknologi telah membawa perubahan yang signifikan terhadap aktivitas manusia.
“Hari ini kita telah tiba pada era dimana aktivitas-aktivitas konvensional telah berpindah ke ruang digital. Perkembangan teknologi di era digital ini telah membawa perubahan yang signifikan terhadap berbagai aktivitas kita di kehidupan sehari-hari,” kata Ismail saat melakukan kunjungan silaturahmi di Yayasan Pondok Pesantren Qamarul Huda Bagu, Lombok Tengah, Sabtu (19/03/22).
Untuk menghadapi era tersebut, menurut Ismail, Indonesia sebagai sebuah bangsa sangat penting untuk menyiapkan generasi penerus dengan pemahaman literasi digital serta pemahaman menggunakan alat dan perangkat telekomunikasi yang bersertifikat, termasuk generasi milenial yang ada di lingkungan pondok pesantren.
“Generasi milenial harus dibekali dengan pemahaman literasi digital yang baik, agar dapat memaksimalkan dan memanfaatkan nilai-nilai positif dari perkembangan teknologi yang begitu pesat hari ini,” ungkapnya.
Dikatakan Ismail, selain memiliki nilai-nilai positif yang banyak, perkembangan teknologi informasi di era digital ini juga memiliki dampak negatif yang perlu kita hindari, khususnya bagi generasi-generasi millenial. Generasi milenial yang tidak memiliki pemahaman yang baik tentang literasi digital sangat rentan terkena hal-hal negatif yang ada di internet.
“Penting untuk kita semua membentengi diri dari konten-konten negatif seperti ujaran kebencian, sara, hoaks dan hal-hal negatif lainnya,” kata Ismail.
Dalam kesempatan itu ia mengingatkan tentang pentingnya data dan informasi pribadi yang seharusnya tidak disebar di media atau digital karena rentan disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Ismail juga menjelaskan tentang pentingnya membangun infrastruktur teknologi yang baik dimasa depan, termasuk pengembangan software atau aplikasi-aplikasi yang harus dikuasai generasi milenial Indonesia.
“Coba hitung ada berapa aplikasi yang merupakan karya anak negeri, tidak banyak. Maka penting kedepannya untuk mengembangkan potensi-potensi generasi millenial Indonesia untuk mampu menciptakan software atau aplikasi sendiri,” ujarnya.
Di hadapan ratusan santri Pondok Pesantren Qamarul Huda Bagu, Ismail menyampaikan dua hal yang bisa dilakukan untuk membentengi diri dari dampak negatif digital, yaitu memperkuat iman dan takwa serta membangun keluarga berpemahaman literasi digital.
“Jika iman dan takwa kita baik, keluarga kita baik dan di bangun dengan pemahaman literasi digital yang bagus, insyaallah kita bisa mengambil manfaat dari kemajuan era informasi dan teknologi hari ini,” tutupnya.