AmpenanNews. Pengembangan lembaga pendidikan berbasis Islam di Indonesia, harus memiliki dua pilar kebijakan yakni ke-Islam-an dan ke-Indonesia-an. Demikian disampaikan Menko PMK RI Muhadjir Effendy, Ahad (5/12/2021), saat memberikan sambutan dalam Soft Opening SMA Lenterahati Islamic Boarding School, yang Yayasan Islam Lenterahati Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB)
“Dalam konteks pengembangan pendidikan, ingat bahwa semua lembaga pendidikan yang berbasis Islam di Indonesia itu harus punya 2 pilar kebijakan, yang pertama ke-Islam-an dan yang kedua adalah ke-Indonesia-an. Keduanya harus imbang satu sama lain,” ungkap Muhadjir.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Pengembangan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Republik Indonesia itu, antara ke-Islam-an dan ke-Indonesia-an harus sama-sama diperkuat.
“Ingat, ketika kita beragama Islam di sini akhirnya kita ini Islam di Indonesia dan kita menjadi warga negara Indonesia yang ber Islam, tidak boleh saling menegasikan, tapi dua-duanya harus bersanding dan saling memperkuat. Ketika Islam kita semakin kuat maka ke-Indonesia-an kita juga harus semakin kuat. Kita ini punya misi besar yaitu meraih keberhasilan dunia dan meraih keberhasilan akhirat,” tegasnya.
Muhadjir juga mengungkapkan bahwa kunci sukses dalam pengembangan pendidikan juga ditentukan oleh ketekunan, keuletan, dan tidak tergiur dunia politik praktis.
“Pesan saya, jangan berhenti untuk menebar kebajikan dan juga jangan pernah kenal menyerah kalau itu memang niatnya terbaik, karena dengan modal menebar kebajikan dan niat baik itu, insya Allah Tuhan akan berikan jalan yang lurus, yang lempeng dan kemudahan,” katanya.
“Yang penting ketekunan, keuletan, dan juga istiqamah. Kalau sudah memang mau terjun di pendidikan, tekuni sampai betul-betul berhasil dan niati bahwa itu adalah amal jariyah. Jangan tolah-toleh misalnya pingin terjun di politik. Godaan sekarang ini yang paling adalah terjun di politik,” lanjut Muhadjir.
Selain itu, pemilik nama lengkap Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P. itu juga menandaskan bahwa keberhasilan di dunia, dalam rangka untuk modal meraih keberhasilan di akhirat.
“Tidak ada ceritanya orang gagal di dunia kemudian berhasil di akhirat itu. Jangan percaya katanya di dunia ini nggak apa-apa miskin, nggak apa-apa, nanti masuk surga, nggak ada itu. Lebih baik di dunia kaya dengan kekayaan itu kita menanam kebaikan, menebar amal jariyah. Insya Allah, amal jariyah kita akan panen nanti di akhirat,” ujarnya.
Karena itu, Prof. Muhadjir mengapresiasi Yayasan Islam Lenterahati yang mulai meletakkan pondasi padunya antara pendidikan agama Islam dan science.
“Artinya, peletakan batu pertama hari ini kita apresiasi, karena Lenterahati ini menurut saya juga memiliki inovasi dan kreativitas di dalam lembaga pendidikan, karena mengawinkan diknas atau lembaga pendidikan nasional dengan pondok pesantren,” ucap Menko PMK.
Sementara Mudir ‘Aam Yayasan Islam Lenterahati Dr. H. Muazzar Habibi mengatakan, SMA Lenterahato Islamic Boarding School akan dijadikan pilot project pengembangan lembaga pendidikan Islam Indonesia.
“Ini memang akan jadi pilot project di NTB, menjadi pesantren yang dalam arti kata yang namanya pesantren yang menanamkan nilai agama, juga ada penanaman karakter daerah dan juga cinta NKRI,” ungkap Dr. Muazzar.
“Itu jelas, tapi dengan konsep tetap konsep pesantren dan pendekatannya sistim modern,” imbuhnya.
Doktor Ilmu Psikologi itu menjelaskan, progres Lenterahati Islamic Boarding School ke depan juga akan membangun lembaga pendidikan tinggi, dimana perguruan tinggi yang akan dikembangkan nantinya adalah Perguruan Tinggi Ilmu Psikologi.
“Insya Allah, setelah dua tahun berjalan SMA Lenterahati Islamic Boarding School, kita akan membikin Perguruan Tinggi Ilmu Psikologi yang di sana nanti ada pendidikan psikologi, bimbingan konseling untuk menampung lulusan SMA ini,” ujarnya.
“Insya Allah, nanti akan menjadi Perguruan Tinggi Ilmu Psikologi satu-satunya atau pertama di NTB,” tandas Dr. Muazzar.
Sedangkan Kepala Kanwil Kementerian Agama NTB Dr. H. Zaidi Abdad, M.Ag. yang juga hadir dalam Soft Opening tersebut, memberikan apresiasi terhadap Yayasan Islam Lenterahati yang mengembangkan lembaga pendidikan berbasis Islamic Boarding School.
“Ini luar biasa, karena akan menggabungkan dua konsep seperti yang disampaikan Pak Menko PMK. Selaku Kakanwil Kementerian Agama, saya sangat mengapresiasi, mendukung apa yang dikembangkan yayasan ini,” katanya.
Menurut Kepala Kanwil Kemenag yang seorang qari’ itu, konsep yang dikembangkan oleh Yayasan Islam Lenterahati dapat dikatakan sebagai Islam Nusantara, yakni Islam yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan karakter kebudayaan Nusantara.