Sesjen Wantannas Jendral Harjo Susmoro Beri Kuliah Umum di Unram
Terjemahan

AmpenanNews. Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Sesjen Wantannas) Republik Indonesia, Laksdya TNI Dr. Ir. Harjo Susmoro, S.Sos., S.H., M.H., M.Tr.(Opsla) memberikan kuliah umum di Universitas Mataram (Unram) di Gedung Dome Unram pada Kamis (16/9) lalu.

Kuliah umum yang mengusung tema Strategi Keamanan Nasional dalam Rangka Mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia dilaksanakan secara daring dan luring yang diikuti dan dihadiri oleh pejabat di lingkungan Dewan Ketahanan Nasional, pimpinan Unram, serta dosen mahasiswa di lingkungan Unram.

Rektor Unram, Prof. Dr. H. Lalu Husni, S.H., M.Hum., dalam sambutannya menyampaikan, kuliah umum dari Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) menjadi relevan dan penting mengingat Indonesia terdiri dari berbagai macam ras, suku, bahasa, budaya dan adat-istiadat berbeda-beda yang merupakan aset yang perlu kita jaga dengan sebaik-baiknya demi keutuhan NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Baca Juga :  Empat Tahun Rusak Parah SDN 1 Dames Damai Tak Ada Perhatian Serius Pemda Lotim

“Karena itu mari kita sama-sama dengarkan dan mengikuti kuliah umum ini untuk menambah wawasan kita tentang Ketahanan Nasional,” ajaknya.

Sementara itu, Sesjen Wantannas, Laksdya TNI Harjo Susmoro dalam pemaparannya mengatakan, Indonesia sebagai negara maritim. Juga merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Memiliki berbagai keuntungan, antara lain posisi geografis yang diapit dua benua dan dua samudra, yang merupakan perlintasan jalur perdagangan. Di samping itu memiliki sumber daya alam melimpah.

Sesjen juga menjelaskan, tantangan yang dihadapi yaitu tegaknya kedaulatan dan hukum untuk menjaga kepentingan nasional. Serta menjaga stabilitas keamanan, pengelolaan sumber daya alam, konektivitas untuk menjamin keutuhan NKRI, sehingga tercapainya tujuan nasional dan kepentingan nasional. Salah satu tantangan lainnya yaitu era globalisasi saat ini.

Baca Juga :  Wagub NTB Apresiasi Pelaksanaan Program Inovasi di NTB

“Salah satu ancaman nyata yaitu disintegrasi, jauh dari nilai-nilai Pancasila, rendahnya pendidikan dan kurangnya literasi,” ujarnya.

Harjo menegaskan, diperlukan stabilitas keamanan yang tinggi sebagai syarat terwujudnya kepentingan nasional. Oleh karena itu dibutuhkan peningkatan wawasan kebangsaan, cara yang bisa dilakukan dengan memahami dan mengimplementasikan empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhineka Tunggalika.

Disamping itu, perguruan tinggi juga memiliki peran melalui tri dharma perguruan tinggi melalui pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Prof. Husni dalam kesempatan itu juga menyampaikan bahwa tahun ini Unram akan memperingati hari jadinya yang ke-59.

“Saat ini UNRAM memiliki 9 fakultas dan Program Pascasarjana. Jumlah program studi sebanyak 63 mulai dari Program Vokasi sampai Program S3. Jumlah mahasiswa (student body) 34.380 berasal dari 33 Provinsi di Indonesia dan lima Negara; Korea Selatan, Palestina, Turki dan Tomor Leste dan Ukraina”, tuturnya.

Baca Juga :  Pandemi Berujung PHK, Perempuan dan Anak yang jadi Korban Kekerasan

Prof. Husni juga menjelaskan posisi Unram pada level nasional berada pada klaster ke-2 dari 5 klaster yang diklasterisasi oleh Kemendikbud pada tahun 2020 yang diikuti oleh 2.136 PTN/PTS non-vokasi di se-Indonesia. Sedangkan pada level internasional, posisi Unram berdasarkan perankingan Scimago Institution Ranking tahun 2021 menempati posisi ke-30 di Indonesia. Scimago Institutions Rankings adalah lembaga pemeringkatan internasional yang berpusat di Spanyol yang menggabungkan tiga indikator yakni penelitian, inovasi dan dampak sosial (masing-masing mempunyai bobot: 50,30 dan 20%).

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
terbaru
terlama terbanyak disukai
Inline Feedbacks
View all comments