AmpenanNews, Lomba The Best Village 2021, Wakil Indonesia lomba desa wisata terbaik Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Desa Tete Batu, Kecamatan Sikur, Lombok Timur, NTB, nyatakan siap tempur. Desa Tete Batu akan berjuang hingga titik darah penghabisan.
Untuk bisa keluar sebagai pemenang. Desa Tete Batu tidak bekerja sendiri, karena Tim Pendampingan bentukan Dinas Pariwisata siap tancap gas mengambil peran penataan dan pembinaan.
“Mari kita luruskan niat, membantu NTB mensukseskan lomba wisata UNWTO. NTB merupakan wakil Indonesia. Ada tugas mulia dan menjadi tanggung jawab besar bagi NTB untuk mengharumkan nama bangsa di kancah dunia.” tegas Kepala Dinas Pariwisata NTB, Yusron Hadi usai meresmikan dibentuknya Tim Pemenangan Desa Wisata Tete Batu, Senin (30/8) di Mataram.
Untuk Tim Pendamping Desa Wisata Tete Batu, akan bekerja dan membantu Desa Tete Batu menyiapkan segala aspek yang dinilai asessor UNWTO (United Nation World Tourism Organitation) diajang lomba the best village 2021.
“Tim akan turun secara intens melakukan pemantauan, termasuk akan melaporkan progres pembenahan Desa Tete Batu sembari assesor UNWTO selesai melakukan penilaian. Meski Tete Batu sudah menyatakan siap berkompetisi, namun banyak aspek perlu mendapat sentuhan perbaikan agar lebih sempurna,” papar Yusron lebih jauh.
Sebagai Ketua Tim Pendamping Desa Tete Batu, Halus Mandala, optimis, persiapan Desa Tete Batu, dukungan pemerintah kabupaten dan pemerintah provinsi NTB, bisa menjadikan Desa Tete Batu siap ‘tempur’ mengikuti lomba.
“Kita harus tetap optimis lomba desa wisata terbaik dunia ini dapat memberi manfaat besar untuk Indonesia, NTB dan khususnya Lombok Timur. Wabil khusus Desa Tete Batu sendiri. Jika lomba ini bisa kita menangkan maia itulah bonus”, imbuh Halus Mandala.
Dengan alasan ini, sambung Halus Mandala, warga Desa Tete Batu khususnya, harus mendukung usaha pemerintah dan tim pendampingan untuk mencapai harapan tersebut.
“Harus kompak. Harus optimis dan berbuat untuk kemajuan pariwisata. “Itu dulu niatnya. Bahwa kita berbuat untuk pariwisata NTB.” tandasnya.
Tim pendamping lomba desa UNWTO ini, akan mengarahkan perhatian pembenahan pada sembilan sektor. Sembilan sektor pembenahan ini sesuai dengan indikator penilaian tim assesor.
Diantara sektor tersebut, mengidentifikasi sumber daya alam dan budaya, kelestarian lingkungan, keberlanjutan ekonomi warga setempat dan indikator lain yang dijadikan acuan penilaian lomba lainnya.
Pendampingan Desa Tete Batu juga melibatkan Dinas lain (lintas sektoral) yang terkait dengan kebutuhan penataan.
Begitu juga perbaikan infrastruktur berkaitan dengan Dinas Pekerjaan Umum, penataan ekonomi dan UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) Dinas Perindustrian dan Perdagangan diharapkan mampu ‘memolesnya’ menjadi lebih baik.
“Masih ada waktu untuk berbenah. Waktu yang tersisa harus kita manfaatkan maksimal agar perjuangan semua pihak bisa lebih berarti. Tujuan akhir kami adalah menjadi pemenang.” tutup Halus Mandala.