AmpenanNews. Usai melakukan pemantauan pelaksanaan vaksinasi di sejumlah lokasi, Bupati Lombok Timur, H.M. Sukiman Azmy, langsung mengumpulkan Camat dan Kepala Puskesmas untuk kegiatan evaluasi. Pertemuan tersebut digelar secara virtual, pada hari Senin (5/7).
Dalam pertemuan tersebut , melihat pelaksanaan vaksinasi masih banyak yang mengabaikan protokol kesehatan dan mengganggu pelayanan kepada masyarakat lainnya. Tidak hanya vaksinasi yang dilaksanakan di Puskesmas yang menggangu layanan rawat jalan, tetapi juga pelaksanaan di Kantor Desa yang bisa mengganggu pelayanan administrasi warga.
Karena itu Bupati, merekomendasikan pelaksanaan vaksinasi dilakukan sesuai tingkatan, yaitu mulai tingkat Kabupaten, Kecamatan, hingga Desa.
” Pelaksanaan vaksinasi masih banyak yang mengabaikan protokol kesehatan dan mengganggu pelayanan kepada masyarakat lainnya. Tidak hanya vaksinasi yang dilaksanakan di Puskesmas yang menggangu layanan rawat jalan, tetapi juga pelaksanaan di Kantor Desa yang bisa mengganggu pelayanan administrasi warga.” Kata Bupati.
Vaksinasi di masing-masing tingkatan harus dilakukan secara terpusat. Bupati mencontohkan Untuk tingkat Kabupaten dapat dilakukan di Pendopo Bupati, sementara untuk kecamatan Selong dapat dilakukan di Gedung Wanita, langkah ini diharapkan dapat mengatasi terbatasnya jumlah tenaga kesehatan, di samping mengakomodasi masyarakat yang berasal dari luar wilayah kabupaten Lombok Timur.
Selain itu, untuk menekan biaya yang mungkin ditimbulkan untuk fasilitasi pelaksanaan vaksinasi, Bupati merekomendasikan penggunaan gedung-gedung sekolah. Penggunaan sekolah juga dapat lebih mengoptimalkan penerapan protokol kesehatan.
Sementara itu terkait ketersediaan vaksin, diakui saat ini jumlah vaksin sudah sangat terbatas. Pemda Kabupaten Lombok Timur telah menyampaikan permintaan penambahan vaksin baik ke provinsi NTB maupun Pemerintah Pusat.
Bupati juga memerintahkan agar distribusi vaksin ke wilayah-wilayah terjauh seperti Sembalun, Sambalia, dan Jerowaru dilakukan oleh Dinas Kesehatan.
Diakui pula antusias masyarakat untuk memperoleh vaksinasi ini termasuk yang berasal dari organisasi tertentu yang sayangnya akibat keterbatasan ketersediaan vaksin belum dapat diakomodasi.