AmpenanNews. Selangkah lagi, destinasi super prioritas Lombok-Sumbawa, akan menetapkan sejumlah destinasi wisata zona hijau. Penetapan destinasi wisata zona hijau ini diklaim sebagi inovasi pertama di Indonesia di bidang pariwisata. Untuk mewujudkan inovasi ini, penetapan Standard Operasional Prosedur (SOP) menjadi harga mati.
Kawasan atau destinasi yang digadang-gadang menjadi wisata zona hijau ini diantaranya kawasan KEK Mandalika, Desa Sembalun dan kawasan tiga gili (Trawangan, Air dan Meno, red). Satu kawasan cantik lain ada di Pulau Sumbawa, yaitu Pulau Moyo. Kepala Dinas Pariwisata NTB, Yusron Hadi, optimis bubble island dan bubble destination ini akan segera terealisasi dalam waktu dekat.
“Kehadiran destinasi wisata zona hijau ini menjadi penting dan segera kita wujudkan untuk mendukung event-event nasional dan internasional yang akan tersaji dalam waktu dekat ini,” ungkap Yusron optimis di sela-sela rapat terbatas di ruang anggrek kantor gubernur NTB, Senin (28/6).
Untuk mewujudkan inovasi itu, lanjut Yusron, perlu komitmen dan dukungan semua lini. Termasuk kelompok masyarakat di tingkat grassroad (desa, lingkungan bahkan RT). Nantinya, akan ditetapkan semacam regulasi formal dalam hal standard operasional prosedur (SOP). Standard operasional inilah yang akan mengikat sehingga destinasi-destinasi itu aman dan nyaman dikunjungi wisatawan.
“Setidaknya ada jaminan kesehatan, rasa aman dan nyaman di tengah pandemi covid-19. Jaminan inilah yang kita pikirkan bersama dan harus didukung semua pihak jika ingin melihat pariwisata dan ekonomi NTB kembali pulih meski diterpa pandemi,” imbuh Yusron.
Data resmi yang dikeluarkan pemerintah daerah, di tiga kawasan calon wisata zona hijau itu, rata-rata lebih dari 70 persen sudah memenuhi unsur menjadi kawasan hijau. Fasilitas pendukung di kawasan ini sudah tervaksin dan ter-CHSE. Kawasan tiga gili dan desa Sembalun misalnya. Secara vaksin dan standar CHSE sudah memenuhi unsur aman dari covid.
“Selanjutnya kita tinggal mengontrol orang yang keluar masuk ke kawasan itu. Itulah pentingnya dibuat SOP yang memadai dan bersahabat dengan pelaku, wisatawan dan tentunya virus covid-19,” jelas Yusron lebih lanjut.
Rapat yang dihadiri berbagai unsur berkepentingan ini juga dihadiri asisten III setda gubernur NTB, dr Nurhandini Eka Dewi, mengakui optimis SOP ini sudah siap pertengahan Juli. Kehadiran SOP menuju kawasan wisata zona hijau menjadi harga mati.
“Untuk menuju langkah yang ke seribu (event-event nasional dan internasional) langkah pertama yang harus dibuat adalah SOP,” tegasnya.
Memang, aku Nurhandini, banyak hal yang harus dibicarakan, disiapkan dan disediakan. Tapi kita harus tetap optimis SOP ini bisa terwujud. Misalnya lokasi atau tempat isolasi terdekat dengan zona hijau kawasan wisata itu. Selain itu, anggaran, Alat Pelindung Diri (APD), sistem pembuangan limbah dan lainnya. Dan yang lebih penting menurut dokter ini adalah komitmen masyarakat untuk mau disiplin menerapkan protokol kesehatan.
“Ini pentingnya keterlibatan semua pihak, temasuk unsur pemerintahan paling bawah desa sampai RT,” tegasnya.