AmpenanNews. Perangi narkoba karena kasus penyalahgunaan Narkotika, psikotropika dan obat terlarang (Narkoba) di Kabupaten Lombok Timur, dalam tiga tahun terakhir menunjukkan peningkatan.
Berdasarkan data Satuan Reserse Narkoba Polres Lombok Timur, tahun 2018 lalu mencapai 39 kasus. Angka tersebut masih sama di tahun 2019, akan tetapi mengalami peningkatan tidak sedikit pada 2020 yaitu mencapai 49 kasus. Sementara pada tahun 2021 ini hingga pertengahan Juni jumlahnya mencapai 24 kasus.
Dijelaskan Kepala Satuan Reserse Narkoba Polres Lotim, Iptu I Gusti Ngurah Bagus Suputra, angka tersebut termasuk kasus yang ditindak di daerah lain namun pelakunya merupakan warga Lombok Timur dan ditahan di Lapas kelas IIB Selong.
“Penggabungan data hasil penindakan Polres Lotim dengan data Lapas Selong ini juga merupakan bagian dari langkah pemetaan persebaran kasus penyalahgunaan Narkoba di daerah ini.” Katanya.
Masih berdasarkan data yang sama, sepanjang tahun 2020 lalu, lima Kecamatan memiliki kasus narkoba yang tinggi yaitu Selong, Masbagik, Aikmel, serta Sukamulia dan Labuhan Haji. Jumlah pelaku yang terlibat pun tidak kecil.
” Misalnya saja di Kecamatan Selong, dari kasus yang ada, terdapat 88 bandar dan 264 pengguna, sementara di Kecamatan Masbagik ada 46 bandar dan 138 pengguna, sedangkan Kecamatan Aikmel diketahui 25 bandar dan 75 pengguna.” Ungkapnya.
Pemerintah daerah melalui Bakesbangpoldagri dengan program Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba dan Preskursor Narkotika (P4GN), berupaya menekan angka peredaran dan penyalahgunaan Narkoba di daerah ini.
Adapun program yang dilakukan secara rutin lebih mengutamakan pencegahan. Langkah tersebut dilakukan melalui penyuluhan yang menyasar organsisasi kepemudaan di berbagai bidang.
Kepala Bidang Pengembangan Nilai-nilai Kebangsaan Bakesabangpoldagri Lombok Timur, Suherman juga menyebut, pihaknya melakukan pendekatan melalui organisasi kepemudaan seperti Pokdarwis, HMI, dan organisasi kepemudaan lainnya.
” Menegakkan fungsi fasilitasi, pihaknya juga melakukan pendekatan melalui tokoh agama dalam Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKAUB) serta Forum Pondok Pesantren. Mengingat besarnya pengaruh para tokoh ini di masyarakat, mereka diharapkan dapat menyosialisasikan bahaya penyalahgunaan narkoba lebih intens.” Ungkapnya.
Sementara Polres Lombok Timur melalui Satreserse Narkoba maupun Pemerintah dalam hal ini Bakesbangpoldagri, sepakat bahwa kepedulian bersama menjadi langkah paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan narkoba yang saat ini marak di Lombok Timur. Pencegahan menjadi upaya penyelamatan generasi muda masa depan bangsa ini.
Hal tersebut selaras pula dengan Instruksi Presiden RI no. 2 tahun 2020 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika tahun 2020-2024 pada poin ke lima yaitu “pelaksanaan rencana aksi nasional P4GN tahun 2020-2024 mengikutsertakan peran masyarakat dan pelaku usaha sesuai dengan ketentuan perundang-undangan”.
Mengajak masyarakat turut serta, Pemda Lombok Timur mengeluarkan Surat Edaran no. 338/ 183/ KBPDN/ 2021 tentang Kampung Tangguh Bersih Narkoba. Poin penting surat edaran tersebut, ditekankan Suherman adalah pembentukan Satgas Anti Narkoba di setiap desa.
Senada, Suputra, menyatakan keberadaan Satgas inilah nantinya yang akan berperan besar di setiap desa. Tidak hanya fungsi pengawasan akan tetapi Satgas akan mendorong pembentukan awig-awig, sosialisasi, dan meningkatkan kepedulian masyarakat setempat.
Polres Lombok Timur sendiri menjadikan enam desa/ kelurahan sebagai pilot project Kampung Tangguh Bersih Narkoba. Enam desa/ kelurahan tersebut berada di lima kecamatan dengan kasus penyalahgunaan narkoba tertinggi, yaitu Kelurahan Pancor dan Kelayu Selatan untuk Kecamatan Selong, Desa Masbagik Utara untuk Kemacamatan Masbagik, Desa Batu Belek di Kecamatan Aikmel, Nyiur Tebel untuk Kecamatan Sukamulia, dan Desa Teros di Kecamatan Labuhan Haji.
” Terbentuknya Kampung Tangguh Bersih Narkoba yang mengadopsi Kampung Tangguh Covid-19 ini, mampu mewujudkan sinergi seluruh elemen yang ada di masyarakat, sebab semua orang memiliki tanggung jawab moral menyelamatkan bangsa ini dengan menyelamatkan generasi mudanya dari penyalahgunaan Narkoba.” Tutupnya melalui pers rilis nya.