AmpenanNews. Yuk nyantri di Pondok Pesantren (Ponpes) Cendekia Darul Lutviyah Murni (DLM) Aiklomak, Desa Toya Kecamatan Aikmel.Kabupaten Lombok Timur sambil berwisata dari jenjang TK|PAUD,SD|MI,Mts|SMP,SMA|MA dan SMK.
Ponpes Cendikia DLM NW Aiklomak, merupakan salah satu Ponpes terbaik di Pulau Lombok yang memiliki kekhasan tersendiri dalam menempa para Santri-santrinya agar memiliki budi pekerti dan ahlaqulkarimah yang baik.
Ponpes Cendikia yang didirikan pada tahun 2013 dan total santri pada tahun 2020 hampir 500 santri dan dari 55 santri pada awalnya. Dengan pendirinya sekaligus mudirnya Dr.H.Mugni yang merupakan tokoh NW yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata Lotim.
Sementara yang menjadikan Pondok Pesantren cendekia ini terkenal dan terbaik adalah Pesantren integritas kebudayaan sasak. artinya semua bangunannya dibuat dengan lumbung padi, dan bangunan sasak.
Begitu juga Komunikasi sehari-hari yang dipergunakan mengunakan bahasa Arab dan Bahasa Inggris, Ponpes Cendikia berada di lokasi bawah kaki Gunung Rinjani yang jauh dari perkotaan, sehingga tentunya membuat nyaman para santri untuk menimba ilmu di Ponpes tersebut.
” Ponpes kami merupakan urutan ke dua yang terbaik dari 10 Ponpes yang ada di Pulau Lombok,” kata Mudir Ponpes Cendikia DLM NW Aiklomak, Dr.Mugni, mengawali kalimatnya saat diwawancara.
Ia mengatakan dalam belajar di Ponpes Cendikia tidak menggunakan bangku melainkan bersila dengan bermeja kecil, dengan pendekatan belajar para ulama untuk efesiensi tempat.
Begitu juga sistim belajar formal dan non formal. Dengan belajar pagi sampai siang formal sedangkan dari jam 16.00 sore sampai 22.00 wita belajar Pondok.
” Menggunakan bahasa inggris dan arab wajib digunakan santri selama berada di pondok,” ujarnya.
Menurutnya para santri yang baru harus ditempa selama tiga bulan mengikuti english camp tutor dari pare, lalu kelas dua dan tiga pada awal pada tahun pelajaran.
Kemudian selama english camp para santri pada siang harinya hanya belajar bahasa ingris dan malam harinya baru pelajaran pondok dengan mengaji, menghapal qur’an dan kitab.
Sementara santri yang sudah faseh membaca al qur’an dan hafal jus ke-30 harus memilih jurusan pondok. Setelah itu saat kelas dua sekolah formal.
” Semua santri laki-laki harus mengikuti praktek pengabdian santri dengan tinggal di masjid selama 20 hari dalam bulan ramadhan,” papar Mugni.
Mugni, juga menambahkan Ponpes ini sebelumnya dibangun diatas tanah 25 are, lalu pada tahun 2021 telah menjadi 280 are. Dengan Lembaga pendidikn formal telah bertambah dari TK sampai MA. Bahkan lembaga pendidikan tersebut telah mendapatkan akeditasi B dan A.
Kemudian bangunan pondok ini kombinasi antara bangunan teadosional nmoderen. Bangunan melestarikan budaya sasak, lumbung dan pagar. Dimana lumbung bukan dibuat sekarang tetap tetap lumbung-lumbung yang ada di masyarakat .
Sehingga pelestarian arsitektur bangunan Sasak. Di samping itu bangunan moderen berlantai seperti masjid, ruang kelas. Kemudian lingkungan pondok ini d sekitar perswahan, ladang, hutan dikelilingi tujuh mata air. Utk itu jangn heran bila bangunan-bangunan tradisional berada di ats kolam.
” Untuk itu Ponpes ini layak menjadi destinasi wisata karena alam, budaya dan relegi,sehingga sangat pasa apabila mondok sambil berwisata,” tandasnya.