AmpenanNews. Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian (Kabid PSP) Pada Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Lalu Fathul Kasturi menyebutkan, di Kabupaten Lombok Timur pada musim kemarau kali ini, tidak ada lahan pertanian padi yang mengalami kekeringan.
“Ada sekitar 100 hektar lahan pertanian padi yang posisinya masih terindikasi akibat perubahan iklim kali ini dan tidak mengalami kekeringan. Kendati demikian, kita sudah di berikan program pengendalian bagi 300 hektar lahan oleh Bptph Provinsi NTB” jelasnya kepada media ini, Kamis (13/8).
Dari program pengendalian yang telah di berikan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB tersebut, per hektarnya masyarakat petani akan di berikan Rp.200 ribu, untuk biaya Bahan Bakar Minyak (BBM) pompa air petani.
“Masing-masing per hektar petani mendapatkan Rp.200 ribu, lanjutnya, dari 300 lahan petani padi yang terindikasi dari dampak perubahan iklim kemarau saat ini, ada pada lima Kecamatan, Sambelia, Wanasaba, Suela, Keruak dan Jerowaru” katanya.
Ia juga menyebutkan, Pada wilayah-wilayah yang kebiasaanya menanam padi dan mengingat sumber air saat ini terus berkurang, maka kebutuhan air petani di suplai dari sumber-sumber air yang ada, termasuk pada wilayah selatan itu di suplai dari Dam pandandure maupun dari Embung-embung yang ada. “sampai dengan hari ini tanaman padi masyarakat sudah mulai berbuah” pungkasnya.