AmpenanNews. Tim Gugus Tugas Penanganan Covid19 Lombok Barat mulai menyiapkan langkah-langkah terkait rencana kedatangan Pekerja Migran Indonesia sekitar 500 orang.
Pada kesempatan itu, Kapolres Lombok Barat AKBP Bagus S. Wibowo, SIK., Selaku Ketua Tim Reaksi Cepat Penaganan Covid-19 menyampaikan bahwa, GOR Mini Gerung ini akan digunakan selama 2 bulan untuk melayani 501 orang.
Gugus Tugas Penanganan Covid19 Lombok Barat melakukan pembahasan kesiapan tentang gambaran Tehnis kegiatan di GOR mini ini.
Pembahasan meliputi pertimbangan pihak mana saja yang terlibat untuk melakukan tugas serta rencana penempatannya. Untuk efektifitas, rencanaya pelayanan kesehatan di bencingah akan ditutup, dan kegiatan difokuskan di GOR Mini sehingga pelayanan Kesehatan tetap ada selama 1 X 24 jam di lokasi ini.
” Saat ini sedang Menyiapkan fasiltitas yang dibutuhkan untuk pelayanan masyarakat di lokasi ini, termasuk kesiapan personel baik petugas keamanan maupun petugas kesehatan.” Ungkapnya.
Lokasi penampungan sementara pasien yang dinyatakan negatif di SKB tetap diaktifkan, namun terbatas atau dikurangi, mengingat di lokasi ini tidak ada aktifitas Kesehatan.
” Khusus di GOR mini, tim kesehatan dengan kekuatan yang ada akan menempatkan personel 24 jam dengan pembagian 3 shift.
Ini dimaksudkan untuk mengantisipasi terjadinya komplain atau protes dari masyarakat, sehingga bila dibutuhkan pelayanan kesehatan tetap ada petugas yang disiagakan. ” Ujarnya.
Selama kegiatan di Lokasi ini, untuk keamanan akan diback up oleh TNI-Polri, Pol PP dan Dinas Perhubungan.Untuk memaksimalkan kegiatan, satu minggu kedepan akan dievaluasi terkait dengan pola yang telah ditetapkan, apakah akan dipertahankan atau dilakukan Evaluasi untuk melakukan perubahan.
Dr. Ahmad Taufik Fatoni Selaku Tim Kesehatan menyampaikan bahwa persiapan kedatangan Pekerja Migran Indonesia sebanyak 500 Orang ini, dari tim Kesehatan akan disiagakan selama 24 jam, dengan sistem 8 jam sehari.
SKB juga demikian, tetap dilakukan pergantian tugas tiga kali dalam sehari yaitu pagi, siang, dan malam.
Walaupun merupakan tempat penampungan pasien yang dinyatakan negative, SKB tetap diaktifkan karena dalam beberapa kasus pasien negatif bisa terjangkit positif lagi.
Sehingga peran SKB tetap dipertahankan untuk mengurangi berisiko terjangkitnya pasien yang sudah dinyatakan negative bila digabungkan tempat yang sama.
” Kegiatan screening tetap difokuskan di GOR mini, SKB, dan sanggar mutu, dengan peran masing-masing yang telah ditetapkan.
Nantinya akan di back up oleh tenaga Lab, secara umum akan mengisi di tiga lokasi untuk memback up laboratoriumnya.” Katanya, melalui siaran Pers tertulis Kabid Humas Polda NTB, Kombes Pol Artanto, S.I.K., M.S.I., kepada media AN.