AmpenanNews. Wakil Bupati Kabupaten Lombok Timur H.Rumaksi, terima kunjungan Pemda Tapanuli Utara beserta rombongan, kegiatan tersebut berlangsung di Ruang Rapat Utaman Wakil Bupati, Senin (24/2).
Sosialisasi Sensus Penduduk (SP Online) di Pendopo Wabup Lotim
Adapun pejabat yang hadir dalam penerimaan kunjungan kerja Pemerintah Daerah Tapanuli Utara tersebut, Sekda Kab.Lotim, Pengurus HKTI NTB dan OPD terkait lainnya.
Dalam sambutannya H. Rumaksi menyampaikan, Kedatangan Pemda Tapanuli Utara yang diwakili oleh Sekda Dr. Indra Sh Simara Mare, di Kabupaten Lombok Timur, merupakan upaya dari tidak lanjut pertemuan pertama yang pernah dilakukan beberapa waktu lalu dengan Pemkab Lotim.
“Jadi penerimaan Pemda Tapanuli Utara beserta rombongan hari ini sesuai dengan SOP, dan kami ucapkan selamat datang di Kab.Lotim” ucap Rumaksi.
Sebelum masuk kepada tema pembahasan utama bersama dengan Pemda Tapanuli Utara, Rumaksi sempat menyinggung Lotim yang didengungkan menjadi Daerah Swasembada pangan.
“Kita yang ada di Daerah selalu didengungkan bahwa Daerah kita menjadi swasembada pangan, akan tetapi dengungan itu dirasa masih kurang apabila Daerah belum mampu menjadi swasembada benih” katanya.
Sembalun contohnya, sejak lama telah dikenal menjadi sentra Nasional bibit bawang putih, adapun bibit bawang putih yang dikembangkan di Sembalun, yaitu Varitas Sangga Sembalun dan menurut seorang profesor Asal China lanjutnya, Varitas Sangga Sembalun ini dapat tumbuh di daerah lain, sehingga bawang putih Varitas Sangga Sembalun ini terus di kembangkan hingga saat ini.
Namun sebelum itu Rumaksi, sempat menyingnggung persoalan petani bawang putih, terutama pada saat pasca panen dan persoalan tersebut tengah menjadi perhatian serius HKTI NTB.
Dikatakan oleh Rumaksi, Kendati bibit sudah maksimal dibantu oleh pemerintah melalui dana APBN, namun saat petani mulai panen harga tidak bisa dijamin, atas dasar itu kemudian HKTI memberikan petani bawang akses kepada pihak perbankan.
“Kedepan HKTI NTB akan mencoba satu desa menjadi pilot project, dimana satu desa itu terdapat ada 26 kelompok terdiri dari satu ribu lebih orang petani dan akan diberikan akses ke perbankan dalam hal ini Bank NTB. nantinya satu hektar lahan masyarakat akan diberikan biaya terhadap pengolahan lahan sebesar 50 juta” ucapnya kembali.
Pinjaman yang akan diberikan oleh pihak bank nanti tidak berdasarkan CPCL dari Dinas Pertanian, akan tetapi melalui hasil verifikasi berdasarkan lahan petani.
“Kenapa ini kita lakukan, karena pada Tahun 2018 lalu, dari total 1.640 yang menerima bantuan APBN, setelah dilakukan verifikasi berdasarkan hamparan, sekitar 300 kelompok yang blank. hal tersebutlah yang memotifasi kami agar pinjaman diberikan berdasarkan hamparan agar mudah dilakukan pengecekan”
Selain itu terhadap permasalahan panen, saat ini HKTI juga telah menunjuk satu perusahaan sebagai Poteker untuk dapat membeli bibit petani yang sudah disortir.
“Perusahaan inilah nantinya yang diberikan bantuan oleh Bank melalui rekomendasikan HKTI untuk membeli hasil petani. dengan cara ini harga akan dapat dijaga dan tidak merugikan petani. Kami juga akan mendesak Bupati untuk dapat menentukan harga minimal. Jadi filosopi daripada hadirnya HKTI dapat dirasakan oleh masyarakat”
Dr. Indra Sh Simara Mare mewakili Pemda Tapanuli Utara, menyampaikan kami sangat atusias bekerjasama dengan Pemkab Lotim, mengingat di Tapanuli Utara tanaman bawang sangat cocok.
“Begitu ada peluang untuk bekerjasama dengan Lombok Timur, kami sangat atusias karena mengingat di Tapanuli Utara bawang juga tumbuh subur. Selain itu kami juga memiliki visi menjadikan Tapanuli Utara menjadi Lumbung pangan, lumbung SDM dan pariwisata” singkatnya.
Selanjutnya kegiatan diakhiri dengan penandatanganan MOU kerjasama antara Pemkab Lotim dengan Pemkab Tapanuli Utara.