AmpenanNews. Curah hujan di NTB pada dasarian III Desember 2019 umumnya dalam kategori rendah hingga menengah dan terdapat pula wilayah yang memiliki curah hujan menengah hingga tinggi. Curah Hujan kategori menengah terjadi di sebagian besar Pulau Lombok, sebagian besar Sumbawa dan Bima. Curah Hujan tertinggi tercatat di Pos Hujan Pajo sebesar 305 mm/dasarian. Sifat hujan pada dasarian III Desember 2019 di wilayah NTB umumnya bervariasi. Di Pulau Lombok sifat hujan umumnya Normal hingga Atas Normal, sifat hujan Atas Normal terjadi di Lombok Tengah dan sebagian kecil Lombok Utara serta Lombok bagian selatan. Sifat hujan di Pulau Sumbawa umumnya Normal hingga Atas Normal, namun masih terdapat pula wilayah yang sifat hujannya Bawah Normal seperti di sebagian sumbawa barat dan sumbawa besar.
Hari Tanpa Hujan Berturut – turut (HTH) umumnya dalam kategori Pendek (1-5 hari) sampai terjadi hujan hingga tanggal updating. Namun terdapat wilayah yang memiliki HTH dengan kategori Kekeringan Ekstrem (>60 hari). HTH terpanjang terpantau di Pos Hujan Sape, Kabupaten Bima sepanjang 245 hari.
Kondisi Dinamika Atmosfer hingga saat ini ENSO masih berada pada kondisi Netral, sementara itu kondisi Suhu Muka Laut di sekitar perairan NTB masih menunjukan kondisi hangat. Analisis angin menunjukkan angin dari baratan sudah memasuki wilayah Indonesia. Pergerakan Madden Jullian Oscillation (MJO) saat ini mulai tidak aktif di wilayah Indonesia. Peningkatan curah hujan juga bisa didukung oleh faktor topografi dan kondisi lokal masing-masing wilayah.
Peluang terjadinya hujan pada dasarian I Januari 2020 cukup tinggi, dengan peluang terjadi hujan >20 dan >50 mm/dasarian sebesar 80 – 90 % dan peluang terjadi hujan >100 mm/dasarian sebesar 20 – 90% di hampir seluruh wilayah NTB.
Dengan kondisi yang telah memasuki musim hujan hampir di seluruh wilayah NTB, masyarakat dihimbau agar tetap waspada dan berhati – hati terhadap potensi terjadinya cuaca ekstrem yang dapat menimbulkan bencana hidrometeorologis seperti hujan lebat, angin kencang, angin puting beliung dan tanah longsor.
Potensi kekeringan, kekurangan ketersediaan air bersih dan potensi kebakaran lahan juga masih perlu diwaspadai, khususnya di daerah – daerah rawan kekeringan dan daerah dengan HTH >60 hari. Kami juga menghimbau kepada masyarakat agar beradaptasi dengan masa-masa peralihan musim yang identik dengan turunnya hujan dengan intensitas lebat seperti yang belakangan ini terjadi di beberapa wilayah NTB.
Info lebih lanjut mengenai Informasi Iklim di Provinsi Nusa Tenggara Barat silahkan menghubungi BMKG Stasiun Klimatologi Lombok Barat. Anr.