Terjemahan

AmpenanNews. Hubungan Partai Bulan Bintang (PBB) dengan petahana menjelang Pilkada serentak tahun 2020, tidak semesra hubungan pasangan incumbent itu dengan enam parpol lain yang masuk dalam koalisi pengusung Firin-Fud di Pilkada 2015.

Partai Bulan Bintang Kabupaten Sumbawa Barat, menjadi satu-satunya parpol koalisi 2015 yang tidak didekati incumbent. Posisi Partai Bulan Bintang justru digeser Partai Golkar, parpol diluar koalisi. Firin-Fud merupakan satu-satunya pasangan yang direkomendasikan DPD II Golkar KSB untuk diusung di Pilkada 2020.

Berbicara kepada wartawan usai acara pembukaan Musyawarah Cabang DPC PBB, di Taliwang, Senin 30 Desember 2019, Ketua DPC PBB KSB, Agusfian, SE, mengakui kecewa atas sikap pasangan petahana dan kekecewaan itu disebutnya sebagai hal yang wajar. Ia menyatakan, duduknya Firin – Fud sebagai bupati – wakil bupati KSB melalui Pilkada 2015 tidak lepas dari peran PBB.

Rasa kekecewaan itu biasa – biasa saja dan sangat lumrah kami sampaikan. Bukan tidak disebutkan (sebagai salah satu parpol yang diajak bergabung dalam koalisi pengusung petahana), tapi kami kecewa karena komunikasi ini seolah-olah sengaja dibuntukan,” sebutnya.

Ia menegaskan, PBB ingin berdiri sendiri dan pantang tunduk pada siapapun.

Baca Juga :  Proyek Dermaga Labuhan Haji 2016, Naik Ke Tahap Penyidikan

“Kami tetap kepala diatas, PBB kalau mau dipakai, itupun ada mekanismenya, tidak dipakaipun ada mekanisme. Yang jelas kita pernah berikrar saat itu menjadi koalisi dan sampai saat ini tidak ada kata cerai,” beber Agung yang menyampaikan keterangan pers bersama Ketua DPW PBB NTB, Junaidi Arif dan Anggota DPRD KSB, Muhammad Nur, SH.

“Kami juga tidak mau kehilangan harga diri partai ini. Ketika kami pergi ke petahana dan merengek-rengek minta silahkan pakai PBB. Kami juga tidak mau nanti disebut-sebut didepan publik, ada ketua DPC datang ke kami minta PBB ditarik, kan ini bukan komunikasi yang baik,” cetus Agung sapaan akrab Agusfian, SE.

Sebelumnya, bakal calon Wakil Bupati petahana, Fud Syaifuddin, dalam penyampaian visi – misi bakal calon yang dilaksanakan partai Gerindra (27/12), menyatakan Firin – Fud tidak mungkin masuk ke PBB dan mengajak bergabung dalam koalisi pengusung di 2020, karena PBB memiliki kader sendiri yang akan dicalonkan.

Menjawab hal itu, Agung menegaskan bahwa PBB tidak mendorong KH Syamsul Ismain (Kyai Syamsul – Ketua MUI KSB) untuk maju di Pilkada KSB. Lalu apa maksud manuver-manuver yang dilakukan kader PBB KSB beberapa waktu kebelakang yang melibatkan Kyai Syamsul?.

Baca Juga :  Pemuda Kreatif, Mataram Memang Butuh Perubahan

“Secara terbuka kami katakan, PBB tidak mendorong Kyai Syamsul Ismain. Silahkan dicatat, Beliau mengatakan tidak maju. (Soal manuver) Kami dari PBB ini melihat respon beliau ingin maju lewat PBB. Kami sebagai pengurus partai tentu menyambut baik, apalagi beliau sudah ditetapkan sebagai wakil ketua DPW PBB NTB. Tapi akhir-akhir ini beliau komunikasi dengan saya menyampaikan tidak maju. Mengenai alasan, silahkan teman-teman cari tau ke beliau langsung,” ungkapnya.

Meski demikian, PBB sendiri tidak menutup mati pintu untuk pasangan petahana. Agung menyatakan tidak hanya untuk petahana, tapi semua bakal calon baik dari internal kader maupun diluar kader, PBB mempersilahkan. Ia bahkan menyatakan kemungkinan besar PBB akan membuka pendaftaran bagi bakal calon.

“Dinamika politik tidak ada istilah telat. Pendaftaran (ke KPU) kan baru bulan April, dalam waktu empat bulan kedepan semua bisa berubah. Sebelum janur kuning naik, belum ada yang final. Intinya begini, kalau bakal calon, baik petahana atau non petahana, ingin melihat PBB ini bagian penting dari proses demokrasi dan mau dipakai, silahkan bangun komunikasi,” tandasnya.

Baca Juga :  Data Statistik Pertumbuhan Ekonomi Menurun Dimasa Pandemi

‘Pintu tetap terbuka’ sebelumnya juga diungkapkan, Ketua DPW PBB NTB, Junaidi Arif, SP, saat menyampaikan sambutan di pembukaan Muscab.

“Mudah-mudahan lah ada masih celah disitu ya, bapak bupati yang sekarang ini masih terbuka juga untuk kita komunikasi. Sebab tidak mungkin juga kalau semuanya akan diborong agar melawan kotak kosong misalnya, itu akan menjadi track politik yang sangat buruk lah. Tapi kalau mengikutkan PBB didalamnya, disitu peruntungan mungkin akan bisa diraih,” ucapnya.

“PBB ini membawa keberuntungan, Siapa mau beruntung dekati PBB. Sejarah bagi KSB, ketua DPRD pertama dari PBB, Bupati pertama dua periode juga dari PBB. Di Pilkada 2015 juga kader PBB yang terpilih. Perjalanan seperti ini, dikilasbaliklah oleh bupati sekarang. Artinya ruang diberikan kepada siapapun. Bisa saja sekarang dikatakan solid, tapi politik itu di last minutes bisa berubah. Itulah yang kami maksud,” papar Junaidi Arif usai pembukaan Muscab. Anr.

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
terbaru
terlama terbanyak disukai
Inline Feedbacks
View all comments