AmpenanNews. Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian Pada Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Timur L. Fathul Kasturi, Sabtu (28/12). berkesempatan mengajak awak Media untuk dapat secara bersama-sama turun langsung ke petani guna melihat hasil progres pembangunan sarana irigasi pada tiga titik, yakni Desa Penada Gandor, Kecamatan Labuhan Haji, Desa Pemongkong, Kecamatan Jerowaru dan Desa Lendang Nangka, Kecamatan Masbagik.
Selain melihat hasil progres fisik. Awak media juga berkesempatan berkomunikasi secara langsung dengan Ketua kelompok Tani, salah satunya ketua kelompok tani Bagek Gaet Fahrudin, yang ada di Desa Penada Gandor.
Dituturkannya apa yang menjadi program Bidang PSP Tahun 2019 ini sangatlah bermanfaat bagi petani terlebih pada kondisi musim kemarau seperti sekarang ini.
“Alhamdulilah dengan adanya program pembangunan sumur dangkal dari pemerintah, kami sangat merasa terbantu. Dimana dari jumlah lahan seluas 35 hektar milik petani dapat terairi dengan baik sesuai dengan kebutuhan masing-masing petani” ucap Fahrudin.
Dijelaskan kembali oleh Fahrudin, sebelum adanya sumur dangkal, para petani hanya mengandalkan aliran sumber air dari Dum II yang terletak di Desa Greneng. Sekarang dengan adanya bantuan ini pola tanam petani juga bertambah. semula hanya menanam padi sekarang bisa bervariasi dengan menanam tanaman palawijaya bahkan petani juga dapat menggunakan sistem tumpang sari seperti menanam tembakau, cabai dan lain sebagainya .
Kendati demikian untuk dapat lebih meningkatkan produktifitas lahan pertanian, Dia tetap berharap kepada pemerintah dalam hal ini Dinas Pertanian Kab.Lombok Timur untuk dapat kembali memberikan bantuan serupa sebanyak 3 atau 4 titik pada tahun berikutnya dengan maksud agar luas area sawah di kelompok Bagek Gaet yang dibinanya bisa di airi tanpa harus menunggu antrian pembagian air.
Sementara itu Kabid PSP L. Fathul Kasturi, mengungkapkan kepada media, adapun nilai keseluruhan anggaran program yang dikelolanya khusus untuk sarana irigasi yang dikerjakan secara kontraktual maupun swakelola, yaitu sebesar 12.243.000.000 Milyar rupiah yang bersumber dari Dana Tugas Pembantuan (DTP), Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) dan Dana Alokasi Khusus (DAK).
“Alhamdulilah pada Bulan Oktober lalu seluruh pembangunan fisik yang ada pada Bidang PSP 100 persen tuntas dikerjakan, begitu juga dengan keuangan sudah 98 persen terserap sementara 2 persennya untuk biaya pajak dan lain-lain,”Terang Fathul .
Lebih lanjut dijelaskan, Ada 10 jenis pekerjaan yang dibangun oleh Bidang PSP pada Tahun 2019 yang tersebar di beberapa kecamatan yang membutuhkan jaringan sarana irigasi.
10 jenis pekerjaan tersebut antara lain pembangun embung sebanyak 17 unit dengan total biaya 1.200.000.000, Pembangunan Dam parit sebanyak 7 unit dengan total biaya 945.000.000, Pembangunan air sumur dangkal 8 unit dengan total biaya 656.000.000, Pembangunan jalan usaha tani dengan total biaya 1.875.000.000, Pembangunan Long storage satu unit di Desa sugian dengan biaya 140.000.000, Pembangunan jaringan irigasi tersier sebanyak 43 unit dengan total biaya 2.975.000.000, Rehab kantor BPP 4 unit total biaya 800.000.000, Pembangun gudang bibit bawang putih 1 unit dengan biaya 100.000.000 dan terakhir pembangunan perpompaan air 4 unit dengan total biaya 352.000.000.
Ditambahkanya secara kebutuhan apabila melihat luas wilayah pertanian di Lotim mencapai 48.000 hektar, sehingga sangat dibutuhkan lebih banyak lagi sarana irigasi seperti ini. Namun karena kemapuan APBN dan APBD belum mencukupi sehingga di lakukan secara bertahap dari tahun ke tahun untuk selalu dianggarkan dan menjadi kebutuhan masyarakat.
“Program itu ada karena masyarakat membutuhkan untuk itulah sebabnya kita selalu menghimbau dan meminta kepada seluruh petani di Lotim agar melaporkan kebutuhannya dengan melampirkan proposal sesuai dengan apa yang dibutuhkan sehingga akan diinput menjadi satu program,” pintanya
Fathul juga berharap kepada para kelompok tani yang sudah menerima bantuan dari program pemerintah seperti saat ini untuk dapat memanfaatkan dan memeliharanya dengan baik, agar selalu dapat digunakan dan juga sebagai ungkapan rasa syukur atas bantuan yang telah diberikan pemerintah .
Sementara itu untuk mencapai peningkatan produksi agar Lotim tetap menjadi Lumbung Padi Nasional, maka pertanian Lotim masih mebutuhkan 75 persen sarana irigasi untuk luas 48.000 hektar lahan, tentu untuk memenuhi 75 persen kebutuhan irigasi tersebut tidak terlepas dari peranan dan kewenangan dari Pemerintah Pusat, Provinsi dan Daerah. An001.