Terjemahan

Ampenan News. Dinilai kukuh dan intens mendorong moderasi beragama, mantan Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi atau populer disapa Tuan Guru Bajang, menerima penghargaan dari Grand Sheikh Al-Azhar Mesir.

TGB yang juga menjabat Ketua Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Cabang Indonesia, dijadwalkan akan bertolak ke Kairo, Mesir, pada Rabu, 16 Oktober 2019.

Sekjen Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Cabang Indonesia, Dr Muchlis M Hanafi MA mengatakan, TGB terbang ke Kairo memenuhi undangan Pemimpin Tertinggi (Grand Shekh) Al-Azhar, Prof. Dr. Ahmed Al-Tayeb.

“TGB akan menerima penghargaan sebagai salah seorang tokoh alumni Al-Azhar yang menonjol dalam mengukuhkan moderasi beragama (wasathiyyah Al-Islam), nilai-nilai kebangsaan (muwâthanah), dan nilai-nilai hidup berdampingan secara rukun dan damai (ta‘âyusy silmiy) di Indonesia,” kata Muchlis, Selasa (15/10) di Jakarta.

Dipaparkan, keputusan Grand Sheikh Al-Azhar untuk memberi penghargaan kepada TGB itu dikeluarkan Al-Azhar pada 10 Oktober 2019, dan surat pemberitahuan sekaligus undangan ke Kairo diterima oleh TGB melalui OIAA Cabang Indonesia pada Minggu 13 Oktober 2019.

Baca Juga :  Aktivitas Kegempaan di Wilayah NTB Bulan Juni 2020

“Rencananya penghargaan dimaksud akan diserahkan langsung oleh Grand Shaikh Al-Azhar Prof. Dr. Ahmed Al-Tayeb di Gedung Grand Shaikh, Kairo, pada Kamis, 17 Oktober 2019, pukul 14.00 waktu setempat,” katanya.

Seremoni penganugerahan akan dihadiri dan disaksikan oleh pejabat tinggi Al- Azhar antara lain Deputi Grand Sheikh Al-Azhar Prof. Dr. Saleh Abbas, pengurus pusat The World Organization of Al-Azhar Graduates (WOAG) Kairo seperti Dr. Abel Fadhil El-Qushi (Wakil Ketua WOAG), Dr. Abdel Dayem Nushair (Sekretaris Jenderal WOAG dan Penasihat Grand Sheikh Al-Azhar), Mayjen Osama Yasin (Wakil Sekjen WOAG), dan beberapa tokoh lainnya.

Menurut Muchlis, seusai penyerahan penghargaan, TGB dijadwalkan akan menerima wawancara sejumlah media massa setempat mengenai pengalaman bangsa dan umat Islam Indonesia, termasuk peran yang dimainkan oleh ulama dan tokoh agama Indonesia, dalam menanamkan dan mengukuhkan nilai-nilai moderasi Islam, toleransi umat beragama, dan nilai-nilai kebangsaan.

Baca Juga :  Danrem 162/WB : "Korem Siap Mendukung Percepatan Sergab di NTB

Muchlis menambahkan, pemberian penghargaan Al-Azhar sebagai lembaga keislaman paling  berpengaruh di dunia kepada salah seorang putra bangsa Indonesia di bidang moderasi beragama ini, menunjukkan bahwa isu moderasi beragama merupakan isu global dan menjadi kepentingan bersama masyarakat bangsa.

Al-Azhar telah cukup lama dan secara intensif mengokohkan nilai-nilai moderasi Islam dan ikut serta secara aktif bersama tokoh agama lainnya dalam menciptakan hidup berdampingan secara damai.

“Al-Azhar melihat Indonesia sebagai mitra strategis dalam upaya mengokohkan moderasi beragama dan menangkal fenomena ekstremisme dalam kehidupan beragama di tengah masyarakat Muslim,” katanya.

Seperti diketahui, Sheikh Ahmed Al-Tayeb bersama Paus Fransiskus telah menandatangani dokumen Human Fraternity Document atau Dokumen Persaudaraan Kemanusiaan di Founder’s Memorital di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pada Senin malam, 4 Februari 2019. Pada kesempatan itu juga hadir dan memberikan sambutan tokoh dari Indonesia Prof. Dr. M. Quraish Shihab yang juga lulusan Al-Azhar Kairo.

Baca Juga :  Izin Usaha Plaza M2 Sudah Sesuai Ketentuan

TGB menempuh pendidikan dasar hingga tingkat SMA di lingkungan Nahdlatul Wathan (NW) Pancor, NTB. Gelar S1 dan S2 ia peroleh di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.

Tafsir dan Ilmu- ilmu Al-Quran di Fakultas Ushuluddin adalah jurusan yang ia pilih. Ia meraih gelar MA dengan predikat baik sekali.

Sedangkan gelar doktor ia peroleh pada 2010 di universitas yang sama, ketika ia menjabat sebagai Gubernur NTB periode pertama. Disertasinya berjudul Studi Metodologis dan Analitis Tafsir Ibnu Kamal Basya dan memperoleh predikat summa cum laude. Anr.

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
terbaru
terlama terbanyak disukai
Inline Feedbacks
View all comments