Terjemahan

Ampenan News. Desa Penujak, Kabupaten Lombok Tengah, pernah menjadi salah satu desa terkenal di manca negara. Sebab, pada tahun 1990-an, masyarakat desa ini hampir seluruhnya menghasilkan kerajinan gerabah yang diekspor ke luar negeri. Bahkan, pada tahun-tahun itu, satu toko gerabah bisa mempekerjakan lebih dari seratus karyawan. Produk gerabah yang dihasilkan pun bisa ribuan dalam satu item dan semuanya dipesan oleh pelaku pariwisata mancanegara, seperti Argentina, Inggris, China, Amerika serta negara-negara asia lainnya.

Namun, saat ini pasar gerabah di luar negeri semakin menurun. Bahkan, di tingkat di dalam negeripun telah berkurang. Maka, untuk mengembalikan kejayaan gerabah Desa Penujak itu, Gubernur NTB, Dr. Zulkieflimansyah menyampaikan sejumlah tips. Yaitu pertama, produk gerabah yang dihasilkan harus mengikuti tren pasar yang ada.

“Apakah Produk gerabah kita hanya sebatas dilihat oleh turis saja, atau kita berharap gerabah ini akan dibeli oleh konsumen,” tanya gubernur kepada masyarakat saat Launching Penujak Pottery Village Reborn, Desa Wisata Penujak Lombok Tengah, Sabtu (09/02/2019).

Gubernur yang akrab disapa Doktor Zul menjelaskan, agar produk gerabah ini dibeli oleh para konsumen, maka kreasinya harus menarik. Termasuk ukurannya tidak besar, sehingga mudah dibawa oleh para wisatawan.

Baca Juga :  Pembukaan APGN Memukau, Tari Kolosal "3 Secrets of Rinjani" Dipuji Para Peserta

“Seperti di Jepang, orang membayar, ketika dia bisa melihat cara membuat produk gerabahnya, maka gerabahnya kecil, romantis dan ada nama kita di gerabah itu, ” jelasnya.

Selain mengikuti tren pasar, untuk mengembalikan kejayaan gerabah Penujak lanjut Doktor Zul, segera menggelar pameran.

“Kalau kita betul ingin reborn, maka ini harus kita pikirkan serius, ” katanya. Karena itu, Doktor Zul berharap semua pihak, termasuk kementerian dan lembaga dapat memberikan dukungan. Terutama menyediakan pasar, baik nasional maupun internasional. Sehingga, kesejahteraan masyarakat dapat terjamin di masa masa yang akan datang.

Sementara Itu, Direktur Edukasi Ekonomi Kreatif, Badan Ekonomi Kreatif RI, Poppy Savitri mengungkapksn reborn gerabah Penujak merupakan momentum untuk menggeliatkan kembali produk kreatif masyarakat. Hanya saja katanya, perlu inovasi dalam setiap proses produksinya.

Baca Juga :  Sandiaga Uno: Pacoa Jara, Magnet Pariwisata NTB yang Mendunia
Gerabah

“Kita bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga dengan produk ini,” jelasnya sembari menguraikan tahun 2017, subsektor produk kreatif masyarakat mampu memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional. Bahkan dapat menyerap tenaga kerja di atas tiga persen.

“Semoga Desa Penujak ini menjadi inspirasi bagi tumbuhnya desa penghasil gerabah di Indonesia,” ungkapnya.

Karena itu, ia meminta agar produk yang dihasilkan bermutu, mulai kualitas bahan baku, prosss, finishing, hingga menghasilkan bentuk yang kekinian.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan launcing Penujak Pottry Village secara simbolis dengan penyiraman air ke tanah dengan cerek tanah liat. Selanjutnya, Gubernur bersama sejumlah pejabat meninjau para pengrajin gerabah di sekitar desa tersebut. Gubernur melihat proses pembuatan hingga produk yang siap dijual. Bahkan, orang nomor satu di NTB itu sempat membeli sejumlah gerabah hasil kreasi masyarakat. TM005

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
terbaru
terlama terbanyak disukai
Inline Feedbacks
View all comments